Namun, oleh RD diminta tambahan biaya untuk mengeroknya sebesar Rp50.000. Setelah itu, RD pun mengusulkan kepada korban, jika ingin dikerok baju dan celananya agar dilepas. Korban pun menurutinya, kemudian menanggalkan semua pakaiannya.
"Usai dipijat dan dikerok punggungnya, rupanya korban minta izin ke kamar mandi yang masih di dalam kamar itu. Namun belum masuk kamar mandi, tiba-tiba korban terjatuh di depan pintu kamar mandi," kata Suhendi.
Melihat itu, Suhendi menerangkan, RD meminta tolong ke tetangga kosan lain yang kamarnya berdampingan. Mendengar permintaan tolong, beberapa orang keluar dari kamarnya dan langsung masuk ke dalam kamar kos RD. Mereka berusaha menolong korban, namun karena takut sehingga melaporkannya kepada anggota Polsek Indramayu.
"Kami langsung mendatangi ke TKP usai mendapat laporan itu. Setelah dilakukan pengecekan dan pemeriksaan ternyata korban sudah meninggal dunia," ujar Kapolsek Indramayu.
Dari lokasi penemuan, Suhendi mengatakan, polisi dibantu warga membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu untuk dilakukan pemeriksaan luka luar dan dilakukan autopsi.
"Korban meninggal dunia diduga karena serangan jantung. Kami pun tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan," kata Kapolsek Indramayu.
Artikel ini telah terbit di halaman iNewsJabar.id dengan judul Indramayu Geger, Pria Paruh Baya Tewas Tanpa Busana di Kamar Kos Perempuan
Editor : Odi Siregar