Sumber tersebut juga menyebut, sebelumnya Kasatpol PP Yuri Andri sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran menolak menandatangani sertifikat pemadaman yang diajukan oleh beberapa anggota, karena belum memiliki kualifikasi pemadaman.
"Beliau menolak, karena mal administrasi, belum kualifikasi tapi diminta menandatangani sertifikat kualifikasi," tambah sumber tersebut.
Sumber lainnya di Pemkab Madina menduga, ada aktor intelektual yang menghasut hingga terjadinya pemukulan tersebut. Sebab, kejadian tersebut terlihat direncanakan dan dibiarkan tanpa ada yang melerai.
"Bukan rahasia umum lagi di internal Satpol PP Madina, ada yang selama ini berkeinginan menjadi Kasatpol, namun tidak kesampaian, ini membuat kebijakan Kasatpol PP Yuri Andri ada saja yang menolak, padahal kebijakan tersebut sesungguhnya untuk kebaikan Anggota," ungkap sumber tersebut.
Dalam video yang telah beredar di masyarakat, terlihat Kasatpol Mandailing Natal, Yuri Andri mencoba tenang dan tidak meladeni ajakan perkelahian dari oknum honorer tersebut.
"Pak kasat cukup tenang, meskipun kepala beliau berdarah, tapi masih berupaya untuk menenangkan honorer tersebut. Bahkan beliau masih sempat meminta waktu untuk menunaikan sholat magrib karena kejadian tersebut terjadi saat jelang adzan magrib," tutup sumber di internal Satpol PP Madina.
Kasatpol PP Yuri Andri telah membuat laporan pengaduan atas kejadian yang menimpa dirinya di Polsek Panyabungan.
Editor : Odi Siregar