JAKARTA, iNewsMedan.id - Siapa sangka, seorang pemain bola dihukum seumur hidup gara-gara selebrasi. Hal ini pernah terjadi dalam dunia sepak bola.
Selebrasi memang biasa dilakukan sebagai bentuk sukacita setelah seorang pemain berhasil mencetak sebuah gol. Namun, ada sejumlah selebrasi yang dilarang dalam sepak bola.
Terdapat aturan etis yang membatasi sebuah selebrasi. Tak hanya untuk pemain, bahkan official juga harus mengindahkan etika selebrasi.
Law of The Game FIFA Pasal 12 telah memberikan aturan jelas tentang bagaimana sebuah perayaan gol dilakukan. Aksi berlebihan dalam melakukan selebrasi dapat dianggap sebagai tindakan tidak sportif terhadap lawan.
Pemain sekaliber Cristiano Ronaldo bahkan pernah diganjar kartu karena selebrasi dengan melepas jerseynya.
Tak hanya itu, selebrasi dapat berujung pada kartu merah jika dilakukan dengan cara provokatif, menghina, atau bahkan melecehkan lawan. Lantas, selebrasi seperti apa yang membuat pemain sampai diganjar larangan bermain seumur hidup? Berikut adalah ulasannya.
Selebrasi Berujung Larangan Bermain Seumur Hidup
Kasus selebrasi yang berujung tragis pernah menimpa pemain asal Yunani, Giorgos Katidis. Bagaimana tidak, Katidis menerima larangan bermain di tim nasional Yunani selama seumur hidup hanya karena selebrasi.
Hal itu terjadi saat pertandingan di Liga Super Yunani yang mempertemukan AEK Athens melawan Veria di Athens Olympic Stadium, Athena, pada 2013 silam.
Pada laga yang dihelat pada 16 Maret 2013 tersebut, Katidis kala itu memperkuat klub AEK. Pada menit 84 saat pertandingan imbang, Katidis berhasil mencetak gol penentu kemenangan hingga skor berubah menjadi 2-1.
Akan tetapi, kesalahan fatal dibuatnya setelah memperagakan selebrasi yang kontroversial. Katidis melakukan selebrasi dengan melepas bajunya, berlari ke arah tribun penonton.
Persoalan fatalnya, ia kemudian memberi hormat ala Nazi ke hadapan ribuan penonton. Aksi mengangkat tangan ala Nazi layaknya era Adolf Hitler itu memang sangat sensitif dan dilarang dalam sepak bola, terkhusus di Eropa.
Hal itu membuat Katidis itu dianggap sarat fasisme serta rasis dan menghina ras tertentu (Yahudi). Akibatnya, aksi Katidis itu mengundang kritik dari banyak pihak.
Mantan kapten timnas Yunani U-19 seketika menjadi sorotan karena ulah kontroversinya. Saking hebohnya, Federasi Sepak Bola Yunani (EPO) bahkan langsung menggelar sidang dan Komite Disiplin mengambil sikap.
Nahas, Katidis yang saat itu masih berusia 20 tahun harus diganjar hukuman larangan bermain untuk Timnas Yunani selama seumur hidup. Tak hanya itu, ia juga harus dijatuhi denda sebesar 50 ribu euro.
Katidis sempat menyatakan pembelaan dengan menulis di akun Twitter miliknya. "Saya sama sekali tidak rasis. Saya membenci fasisme. Saya tidak akan melakukannya jika saya tahu itu berarti sesuatu. Saya tahu konsekuensinya dan tidak akan pernah melakukannya."
Insiden tersebut tentu sangat disayangkan. Terlebih, Katidis adalah pemain berbakat yang sempat bermain untuk tim Yunani U-17, U19 dan U21.
Namun, belum sempat ia bermain di timnas level senior, ia justru harus mengubur mimpinya dalam-dalam karena aksi selebrasi fatal tersebut.
Artikel ini telah terbit di halaman iNews.id dengan judul Pemain Bola yang Dihukum Seumur Hidup karena Selebrasi, Cita-Cita Terkubur di Usia Muda
Editor : Odi Siregar