TAPUT, iNewsMedan.id- Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Tapanuli Utara Roni Prima Panggabean mengajak masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara untuk berjuang bersama PSI melalui lembaga legislatif.nDia menegaskan PSI tidak akan meminta mahar politik bagi warga yang berminat menjadi bakal Caleg.
"Menjadi wakil rakyat bersama PSI di Taput, saya pastikan no mahar. Apa yang telah saya ucapkan silahkan dibuktikan," ucapnya, Sabtu (4/1).
Praktek pemberian mahar menjadi keresahan bagi warga yang ingin mendaftar sebagai Caleg. Sebab menurutnya, orang yang mempunyai ide, gagasan, integritas bisa saja terhambat dengan praktik mahar politik.
"Sehingga masyarakat juga menjadi apatis untuk kemajuan di daerah melalui pergerakan politik yang seharusnya politik adalah jalur atau cara yang paling sederhana untuk memajukan suatu daerah,"sebutnya.
PSI lanjut Roni bersama seluruh jajaran kecamatan saat ini terus bergerak sampai ke desa/ranting untuk mencari figur-figur yang berintegritas untuk menjadi wakil rakyat bersama PSI. "Gerakan yg kami lalukan dengan gotong royong, keluarga, teman, komunitas dengan nilai-nilai kekeluargaan yang Solid , dalam istilah budaya batak "marsiurupan" , istilah marsiurupan tidak jauh beda dengan istilah dengan apa yang pernah dilakukan oleh Almarhum Gub.Raja Inal Siregar yaitu "Martabe: marsipature hutanabe". Nilai leluhur budaya batak ini telah luntur. Ini seharusnya ini adalah sebagai landasan utama yang tidak bisa ditinggalkan,"bebernya.
Roni yang saat ini berprofesi sebagai lawyer di kantor hukum ' RONI PRIMA & Partners di Jakarta Selatan ini mengatakan sebagai anak perantau di ibukota bahwa Nilai "Marsiurupan" inilah yg masih hidup bagi seluruh perantau orang batak.
"Orang batak bisa jaya, bisa berkibar, bisa survive di perantauan karena sesama perantau selalu tolong menolog dengan nilai-nilai keleluhuran yg masih hidup yaitu Marsiurupan" kalau di bonapasogit bagi petani juga dikenal dengan istilah "Marsiadapari" saling membantu dengan solid tanpa mengharapkan nilai materi atau uang, atau tidak bisa dihargai dengan nominal, tapi ketika manusia bisa ditawar dengan uang disitulah Rusaknya Moral dan tidak ada harganya sama sekali karena sudah bisa dijengkali atau diukur," pungkasnya.
Editor : Ismail