"Hasil pemeriksaan sinar X pada orangutan, terdapat retak pada tulang punggung dan bekas luka kekerasan fisik," ucap Kepala BBKSDA Sumut Rudianto Saragih, Selasa (24/1/2023).
Kata Rudianto, pada Minggu (22/1/2023) petang, orangutan mengalami kesulitan bernafas (pemafasan irregular).
"Orangutan tersebut tidak terselamatkan. Tindakan selanjutnya adalah melakukan nekropsi dan pengambilan darah orangutan untuk pemeriksaan lebih lanjut, setelah itu dilakukan penguburan," jelasnya.
Rudianto mengungkapkan, atas kejadian itu pihaknya tengah melakukan penyelidikan terhadap dugaan kekerasan yang dialami oleh satwa terancam punah itu.
"Nantinya tim akan melakukan gelar perkara hasil penyelidikan. Matinya itu bukan karena penyakit yang sudah lama. Tapi ada tindakan kekerasan. Ketika menurunkan secara paksa, atau mengikat secara paksa. Mungkin orangutannya stres, dugaan-dugaannya itu," ungkapnya.
Editor : Odi Siregar