get app
inews
Aa Read Next : Ijeck Resmikan Masjid Al Musannif ke-43 di Gung Pinto Kabupaten Karo, Ini Harapannya

Orangutan yang Dievakuasi dari Karo Mati, BBKSDA: Ada Bekas Luka Kekerasan Fisik

Selasa, 24 Januari 2023 | 20:55 WIB
header img
Satu individu Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) yang dievakuasi dari kawasan Kabupaten Karo, Sumatara Utara mati. (Foto: BBKSDA Sumut)

MEDAN, iNewsMedan.id - Satu individu Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) yang dievakuasi dari Kawasan Liang Melas Datas, Dusun Kutakendit, Desa Kutapengkih, Kecamatan Mardingding, Kabupaten Karo, Sumatara Utara mati.

Sebelumnya, orangutan tersebut pada Sabtu (21/1/2023) lalu dievakuasi oleh warga karena masuk perkampungan. Saat dievakuasi, ada sejumlah luka dibadan orangutan tersebut.

Evakuasi dari Kutapengkih, dilakukan oleh Tim Human Orangutan Conflict Respon Unit (HOCRU) dari Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) dan dokter dari The Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP). Tidak ada satu pun personel Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut saat evakuasi.

Setelah dibawa ke Batumbelin, tim dari SOCP melakukan perawatan. Orangutan itu, mulai sadar setelah dibius sekitar pukul 16.00 WIB. Tim dokter memberikan makan dan minum menggunakan spuit.

Tim terus melakukan pemantauan terhadap kondisi orangutan tersebut. Setelah dilakukan perawatan di stasiun karantina orangutan, Batumbelin, Kabupaten Deli Serdang yang dikelola oleh SOCP, orangutan tersebut mati pada Minggu (22/1/2023) petang.

"Hasil pemeriksaan sinar X pada orangutan, terdapat retak pada tulang punggung dan bekas luka kekerasan fisik," ucap Kepala BBKSDA Sumut Rudianto Saragih, Selasa (24/1/2023).

Kata Rudianto, pada Minggu (22/1/2023) petang, orangutan mengalami kesulitan bernafas (pemafasan irregular).

"Orangutan tersebut tidak terselamatkan. Tindakan selanjutnya adalah melakukan nekropsi dan pengambilan darah orangutan untuk pemeriksaan lebih lanjut, setelah itu dilakukan penguburan," jelasnya.

Rudianto mengungkapkan, atas kejadian itu pihaknya tengah melakukan penyelidikan terhadap dugaan kekerasan yang dialami oleh satwa terancam punah itu.

"Nantinya tim akan melakukan gelar perkara hasil penyelidikan. Matinya itu bukan karena penyakit yang sudah lama. Tapi ada tindakan kekerasan. Ketika menurunkan secara paksa, atau mengikat secara paksa. Mungkin orangutannya stres, dugaan-dugaannya itu," ungkapnya.

Editor : Odi Siregar

Follow Berita iNews Medan di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut