“Pangan harus tidak hanya dijaga produksinya bahkan harus ditingkatkan, mengingat populasi Indonesia terus bertumbuh,’ katanya.
Di sisi lain, sumber daya manusia (SDM) kini menjadi sangat penting, khususnya dalam penguasaan bangsa di bidang sains dan teknologi serta sistem inovasi. Inovasi dilakukan oleh manusia, bukan oleh lembaga atau mesin.
Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM mutlak dilakukan. Selain itu, talenta, dalam pengertian manusia yang terlibat intim dalam penelitian dalam R&D (_human capital engaged in research and development_), yang terbaik perlu direkrut, diberikan kesempatan berkembang, dan didukung pengembangannya di Indonesia. Yang perlu dicatat adalah, ini membutuhkan pendanaan yang memadai.
“Selain itu, kemiskinan dan kesenjangan ekonomi dan sosial adalah fenomena yang kompleks dan sulit diberantas. Walaupun demikian, itu adalah janji kemerdekaan yang harus diwujudkan, sebagaimana dinyatakan dalam Nawacita II Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Mewujudkan masyakat adil dan makmur adalah tujuan berdirinya negara. Mau tidak mau kita, bangsa Indonesia harus keluar dari kemiskinan,” ujarnya.
Sementara itu, Dewan Pakar Balitpus PDI Perjuangan Sonny Keraf menambahkan bahwa meski Indonesia belakangan ini bisa berswasembada beras, akan tetapi tidak berlangsung lama, karena kini harus impor kembali. Artinya, belum ada kestabilan produksi dan keberlanjutan kemandirian pangan. Ini terkait dengan masalah dari sejak hulu hingga hilir dari rantai produksi pangan, terutama juga terkait masalah pembangunan pertanian dan ekonomi pangan hingga pengolahan pangan dan distribusinya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta