“Dalam konteks pendidikan ilmu-ilmu dasar, dahulu, pada masa pemerintahan Sukarno, dengan dana terbatas, pemerintah Indonesia berani mencanangkan penelitian dasar dan mendorong dibukanya pendidikan tinggi (_higher education_) ilmu-ilmu dasar melalui pendirian-pendirian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dan mengirim para dosennya studi lanjut ke negara-negara yang unggul sains dasarnya seperti Amerika Serikat, Eropa Barat dan Uni Soviet.
Indonesia bahkan merintis pembangunan laboratorium reaktor nuklir di UGM dan merintis pendirian Lembaga Elektronika Nasional (LEN), yang sayangnya kini menjadi kurang terurus dan sulit berkembang,” ujarnya.
Secara teoritik, kemiskinan dan kesenjangan Ekonomi dan Sosial menjadi bahasan di berbagai disiplin ilmu sosial seperti ilmu ekonomi, sosiologi, antropologi, politik, dan lain-lain; bahkan menjadi perbincangan juga di ilmu-ilmu alam terapan seperti kedokteran, farmasi, dan ilmu-ilmu rekayasa.
Persoalan lainnya adalah bagaimana perkembangan teori dan praktek “Penanggulangan Kemiskinan” yang tidak hanya kuratif (sekedar memberikan bantuan dan mendorong “tangan di bawah”) namun juga teori dan praktek penanggulangan kemiskinan yang produktif-inovatif (berujung pada “tangan di atas”) di Indonesia dan negara-negara lain? Bagaimana pula dengan penanggulangan kesenjangan ekonomi dan sosial? Bagaimana Indonesia bisa mencapai kemiskinan nol (0) sebagaimana Cina mampu 5 melakukannya, tentu saja ala Indonesia, bukan ala China? Tantangan-tantangan apa yang harus diatasi untuk mewujudkannya?
Untuk itu, ia berharap agar diskusi ini dapat menemukan adanya bahan-bahan masukan yang komprehensif dan strategis mengenai berbagai pembangunan bidang dan sektor. Selain itu, adanya masukan-masukan dari para ahli di tiga bidang strategis tersebut.
Serta, adanya pandangan yang berdimensi kebijakan dan praktis bagi implementasi di bidang kedaulatan/keberdikarian pangan, transformasi pendidikan dan kemiskinan nol.
“Selain itu, adanya hasil laporan bagi rekomendasi bidang-bidang pokok. Karena ini menuju HUT partai ke-50 juga dalam menyusun visi misi 2024,” tuturnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta