Baihaki pun memiliki cita-citanya ingin punya usaha sendiri. Sampai akhirnya dia bertemu temannya yang memiliki pabrik lakban dan ditawarkan untuk berjualan lakban.
"Saya pikir lakban ini remeh temeh, tapi sangat dibutuhkan oleh industri. Saya sudah timang-timang waktu itu antara sepatu sama lakban, karena kebetulan di sini sentranya UKM sepatu lokal, saya coba riset, saya coba keliling, akhirnya saya jualan lakban saja," ujarnya.
Alasannya memilih bisnis lakban karena yang paling mudah dilakukan dengan latar belakang pendidikannya. Pasalnya, jika masuk industri dan ada komplain tidak akan terlalu berat. Selain itu, lakban, menurutnya, juga lebih ke arah support product, bukan main product.
"Di satu titik, saya sudah berpikir, kalau saya jualan lakban saja tidak bisa, saya mau jualan apa lagi?" ucap Baihaki.
Dia menambahkan, sebelum berjualan lakban pernah tertipu. Bahkan, ada orang yang tidak membayar hingga Rp80 juta. Berkaca dari pengalaman tersebut, dia berpikir bagaimana caranya memiliki produk yang setidaknya aman meski tidak besar.
Editor : Jafar Sembiring