get app
inews
Aa Text
Read Next : Polsek Hamparan Perak Tangkap Pelaku Penganiayaan di Tanjung Gusta

Kasus Pelajar Aniaya Nenek di Tapsel, KPAI: Miris, Hanya Sekadar Iseng

Senin, 21 November 2022 | 11:04 WIB
header img
Video sekelompok pelajar yang melakukan penganiayaan terhadap seorang nenek viral di media sosial. (Foto: Istimewa)

MEDAN, iNewsMedan.id - Penganiayaan yang dilakukan oleh sejumlah pelajar terhadap seorang nenek di Tapanuli Selatan (Tapsel) ditanggapi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI merasa prihatin atas kejadian tersebut. 

Komisioner KPAI, Retno Listyarti, menyampaikan keprihatinan atas kekerasan fisik yang dilakukan oleh sejumlah pelajar kepada seorang nenek yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tersebut. 

"Kekerasan tidak boleh dilakukan oleh siapa pun dengan dalih apa saja. Apalagi mirisnya alasan melakukan kekerasan hanya sekadar iseng," katanya, Senin (21/11/2022).

Menurut Retno, para pelajar yang tega melakukan penganiayaan itu pada umumnya adalah korban kekerasan juga dalam lingkungan keluarganya. Diduga para pelajar itu mengalami pengasuhan yang negatif yang menerapkan disiplin dengan kekerasan sehingga terjadi peniruan. 

"Biasanya luka batin yang dialami seorang anak akibat kekerasan, sangat mungkin melampiaskan kepada orang lain di luar rumahnya. Salah satunya seperti pada kasus ini, di mana anak pelaku begitu mudahnya menendang seorang nenek yang diduga ODGJ," terang Retno. 

Penganiayaan yang dilakukan oleh sejumlah pelajar itu juga mencerminkan pendidikan yang mereka terima gagal membentuk karakter pancasila. Padahal pancasila mengajarkan nilai welas asih pada sesama dan peduli terhadap orang-orang yang diperlakukan tidak adil. 

Dalam kasus tersebut, KPAI menyarankan agar proses pemberian sanksi terhadap para pelajar itu harus dilakukan untuk efek jera dan tidak mengulangi perbuatan yang sama di kemudian hari. Sanksi tersebut bisa bersifat edukatif dan mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak. 

Mereka pun disarankan untuk dirujuk bekerja sosial di panti jompo sehabis para pejalar itu menerima pendidikan di sekolah. Supaya mereka belajar menyayangi orang-orang yang sudah tua. 

Editor : Odi Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut