"Sejak program ini diadakan di tahun 2015 terlihat begitu tinggi antusias pelaku UMKM untuk mengikuti pelatihan kami. Negara hadir melalui LPEI sebagai Special Mission Vehicle nya Kementerian Keuangan yang memberikan edukasi, pendampingan kepada para pelaku UMKM Indonesia agar bisa naik kelas, membangun fondasi ekonomi kerakyatan yang berbasis ekspor, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, selain meningkatkan daya saing produk buatan Indonesia di pasar global," ujar Riyani, Kamis (10/11/2022).
Dia menjelaskan, pada perhelatan G-20 beberapa hari kedepan, LPEI membawa sepuluh mitra binaan yang telah melalui tahap kurasi sesuai dengan kriteria yang mengacu kepada tema yaitu Health Food and Healthy Lifestyle dari sektor usaha makanan, minuman dan fesyen.
Selain mengedepankan digitilisasi, LPEI juga mendukung aspek kesetaraan gender, peran perempuan sebagai penopang ekonomi kerakyatan yang menjadi salah satu tolok ukur dalam faktor Sustainable Development Goals (SDG).
Mitra binaan yang melakukan showcasing produk di booth perhelatan G-20 kali ini sangat mendukung peran perempuan pada proses produksinya, antara lain Humbang Kriya yang mempekerjakan 60 persen pengrajinnya perempuan, Area mempekerjakan 80 persen penjahit perempuan, CV Bali Ayu yang bergerak di bidang produk kecantikan dan Tenun & Songket Lintau Pamasihan asal dari Sumatera Barat juga mempekerjakan 100 persen perempuan/pengrajin perempuan.
Tidak kalah hebatnya pelaku usaha asal Bali ini, Naralia dan Solo Putri asal Jakarta yang sangat mendukung empowering woman artisan.
Editor : Jafar Sembiring