JAKARTA, iNewsMedan.id - Artikel ini akan membahas cara mendapatkan lisensi pelatih sepak bola di Indonesia. Sebab, menjadi juru taktik profesional harus melalui prosedur yang berlaku.
Seseorang bisa menjadi pelatih meski tidak pernah menjadi pemain profesional. Lantas, bagaimana prosedur dan caranya?
Sebelumnya, dalam sepak bola Indonesia mengenal lisensi pelatih C Nasional, B Nasional, dan A Nasional. Namun, lisensi tersebut sekarang sudah tidak berlaku lagi. Sebab, prosedur dan aturan kursus kepelatihan di setiap negara saat ini dipegang oleh konfederasi benua masing-masing.
Maka dari itu, untuk mendapatkan lisensi pelatih sepak bola di Indonesia harus mengacu pada aturan yang dikeluarkan Konfederasi Sepak Bola Asia, yakni AFC. Ada 4 lisensi kepelatihan menurut AFC antara lain Grassroots (lisensi D Nasional), C AFC, B AFC, A AFC, dan AFC Pro.
Cara Mendapatkan Lisensi Pelatih Sepak Bola Indonesia
Lisensi kepelatihan tertinggi dalam urutan tersebut adalah AFC Pro. Setiap orang yang ingin mengantongi lisensi AFC Pro haruslah memiliki semua lisensi di bawahnya, mulai dari lisensi Grassroots hingga A AFC.
Hal pertama yang harus dilalui seorang calon pelatih adalah mendapatkan lisensi Grassroots atau setara D Nasional. Sesuai namanya, lisensi D Nasional bisa diperoleh apabila seseorang mengikuti kursus yang diadakan oleh federasi sepak bola masing-masing, dalam hal ini adalah PSSI.
Dikutip iNews.id dari Okezone, Jumat (30/9/2022), PSSI menyelenggarakan kursus kepelatihan lisensi D Nasional melalui Asprov (Asosiasi Sepakbola Tingkat Provinsi) atau Askot (Asosiasi Sepakbola Tingkat Kota).
Persyaratan yang wajib dilengkapi oleh setiap peserta kursus antara lain adalah harus mendapatkan surat rekomendasi dari SSB (Sekolah Sepakbola) yang terdaftar di Asprov atau Askot.
Setelah mengikuti kursus dan dinyatakan lulus, lisensi D Nasional bisa dimiliki dan bisa dipakai untuk melatih SSB. Selanjutnya, dapat diteruskan dengan mengikuti kursus kepelatihan C AFC dengan beberapa syarat, yakni mantan pemain tim nasional atau punya lisensi D Nasional, aktif melatih di level grassroots (SSB) selama minimal enam bulan.
Jika lulus, kemudian akan mendapatkan lisensi C AFC. Ini dapat dijadikan modal untuk bisa menjadi pelatih kepala di klub Liga 3, pelatih kepala di Elite Pro Academy (U-18 dan U-16), pelatih kepala di klub Liga 1 putri, dan asisten pelatih kepala di klub Liga 2 dengan lisensi C AFC.
Setelah minimal dua tahun melatih dengan lisensi C AFC, baru bisa mengikuti kursus kepelatihan B AFC. Jika lulus dalam kursus ini, maka dapat menjadi pelatih kepala klub Liga 2, asisten pelatih kepala klub Liga 1, dan pelatih kepala di Elite Pro Academy U-20.
Jenjang berikutnya adalah mengikuti kursus kepelatihan A AFC. Hal itu bisa dilakukan dengan syarat punya pengalaman melatih minimal setahun dengan lisensi B AFC.
Editor : Odi Siregar