3. Malnutrisi
Malnutrisi juga bisa menjadi penyebab gusi bengkak. Anda disarankan mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat memenuhi nutrisi harian Anda.
4. Gigi palsu yang tidak pas
Pemasangan gigi palsu yang tidak pas juga bisa menjadi penyebab gusi bengkak. Ini pada akhirnya bisa menyebabkan nyeri yang tidak nyaman dan perlu segera ditangani.
5. Kehamilan
Penyebab gusi bengkak selanjutnya, adalah kehamilan. Ini adalah suatu hal yang normal karena disebabkan oleh perubahan hormon selama kehamilan.
6. Sensitif terhadap pasta gigi atau obat kumur
Bila Anda sensitif terhadap pasta gigi atau obat kumur tertentu, Anda juga bisa mengalami gusi bengkak. Segera hentikan penggunaan bila hal tersebut terjadi.
7. Kekurangan vitamin C
Kekurangan vitamin C tanpa disadari juga bisa menjadi penyebab gusi bengkak. Jika ini adalah penyebabnya, Anda disarankan makan makanan kaya vitamin C atau mengonsumsi suplemen.
8. Efek samping obat tertentu
Penyebab gusi bengkak lainnya adalah efek samping obat tertentu. Bila ini penyebabnya, Anda bisa konsultasikan ke dokter Anda.
9. Sisa makanan yang tersangkut di sela gigi
Penyebab gusi bengkak di urutan terakhir adalah sisa makanan yang tersangkut di sela-sela gigi. Nah, Anda perlu memperhatikan lagi kebersihan gigi dan mulut Anda dengan rajin sikat gigi.
Jika gusi bengkak sudah terjadi, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan agar kondisinya tidak semakin buruk. Di antaranya saja memastikan konsumsi buah dan sayur yang cukup. Kemudian, hindari makanan dan minuman manis.
"Direkomendasikan juga untuk tidak makan popcorn atau keripik apapun yang mana jenis makanan ini bisa terselip di sela gigi dan akhirnya sebabkan pembengkakan," tulis laman kesehatan tersebut.
Hindari juga hal-hal yang dapat mengiritasi gusi, seperti obat kumur, minuman beralkohol, atau tembakau. Tetap sikat gigi dengan benar walau gusi bengkak. Ingat, gosoknya secara lembut. Disarankan juga tetap membersihkan sela gigi dengan benang untuk memaksimalkan pembersihan gigi.
"Jika gusi bengkak akibat obat tertentu, bicarakan dengan dokter Anda untuk mengubah jenis obatnya. Jangan lakukan sesuatu yang berkaitan dengan obat tanpa persetujuan dokter."
Editor : Odi Siregar