get app
inews
Aa Text
Read Next : Hapsari Berdayakan Perempuan Rentan Melalui Kewirausahaan Ecogreen

Harga Telur Ayam Tembus Rp1.900 per Butir, KPPU Lakukan Penelusuran

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 17:14 WIB
header img
Harga Telur Ayam Tembus Rp1.900 per Butir, KPPU Lakukan Penelusuran. (Foto: Istimewa)

MEDAN, iNewsMedan.id - Melonjaknya harga telur ayam yang tembus hingga Rp1.900 per butir, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I melakukan pemantauan, mulai dari pedagang, distributor hingga peternak di Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut).

Berdasarkan pantauan dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga telur ayam memasuki awal Juli 2022 mengalami penurunan dari Rp26.050/kilogram menjadi Rp25.650/kilogram dan stabil sampai dengan minggu ketiga Agustus. Namun menjelang akhir bulan kembali naik ke level Rp26.100/kilogram.

Sedangkan dari hasil pantauan ke beberapa pasar di Kota Medan di antaranya pusat pasar, pasar petisah, pasar palapa, pasar sukaramai hingga pasar MMTC diperoleh informasi harga rata-rata untuk telur ukuran kecil ukuran kecil antara Rp1.550-1.700/butir, ukuran sedang Rp1.600-1.750/butir dan ukuran besar antara Rp1.700-1.900/butir.

"Terjadi kenaikan harga sejak awal Agustus. Namun tidak ada penurunan pasokan dan beberapa pedagang mengaku terjadi penurunan permintaan," kata Kepala KPPU Kantor Wilayah I-Medan, Ridho Pamungkas, Sabtu (27/8/2022).

Namun, informasi yang sedikit berbeda diperoleh KPPU dari distributor. Dari pantauannya ke PT Sumber Pangan Nusantara Indonesia, KPPU mendapati bahwa harga telur di tingkat distributor sedikit mengalami penurunan. Saat ini, harga telur ayam di distributor dari berbagai grade mengalami penurunan Rp100-120 per butir dari pekan sebelumnya. 

"Berdasarkan informasi yang diperoleh selama ini permintaan dan pasokan mereka stabil," ujarnya. 

Kemudian, KPPU melanjutkan pantauan ke peternak ayam ras petelur yang berlokasi di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang. Dari informasi yang diperoleh, harga jual telur di tingkat peternak sekitar Rp1.460/butirnya tanpa dibedakan ukurannya dengan kategori 1 ikat di atas 18 kilogram.

Salah satu peternak telur yang memiliki sekitar 30 ribu ekor ayam petelur, biaya produksi telur ayam ras sekitar Rp1.390/butir. 

Menurutnya, dari sisi produksi, akibat turunnya harga telur tahun lalu dan kenaikan harga pakan sekitar 40 persen dibandingkan tahun lalu, menyebabkan dia mengurangi kapasitas kandangnya sekitar 35 persen. Bahkan beberapa peternak telur di Pantai Labu harus gulung tikar. 

"Untuk pemicu turunnya harga telur tahun lalu disinyalir karena perusahaan unggas terintegrasi juga telah memiliki peternakan ayam petelur, sehingga terjadi banjir telur di pasar," tutur Ridho. 

Terkait pembentukan harga, peternak mengatakan bahwa harga ditentukan oleh agen yang mengambil telur ke tempatnya. Sementara harga acuan agen mengikuti info realisasi harga telur ayam himpunan Medan dan Kepri yang dikeluarkan oleh Pinsar Indonesia. Untuk mendalami berbagai informasi yang telah diperoleh di lapangan, KPPU Kanwil I akan memanggil beberapa distributor telur, perusahaan terintegrasi dan PINSAR, khususnya untuk mengklarifikasi adanya info realisasi harga yang membentuk harga telur di pasar.

"Hal ini untuk memastikan apakah kenaikan harga ini memang terkait dengan dampak pandemi covid yang telah melandai sehingga permintaan naik, atau penurunan pasokan karena banyaknya peternak yang mengurangi produksinya pada saat pandemi Covid-19 dan sampai saat ini belum normal atau kenaikan biaya produksi pakan ternak atau adanya bansos telur ayam di sejumlah daerah," pungkasnya.

Lebih lanjut, Ridho menambahkan, KPPU akan terus melakukan pengawasan terhadap bahan pokok strategis lain dan meningkatkan sinergitas dengan Pemerintah Daerah dalam melakukan pengawasan. Ia juga mendukung upaya Pemprov Sumut yang sedang mempersiapkan aplikasi sistem peringatan dini untuk bahan pokok yang dapat memberikan notifikasi kepada pimpinan daerah dan stakeholder yang mengendalikan inflasi ketika terjadi permintaan atau pasokan yang menyentuh ambang batas tidak wajar. 

"Nantinya dapat terpantau keseimbangan jumlah permintaan dan pasokan bahan pangan di pasar," tambahnya.

Editor : Odi Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut