Marala Situmorang menambahkan bahwa sebelum mendirikan Sanggar Seni Mata Roha Guru Sisean, ia sempat mendedikasikan dirinya di Sanggar Seni Nabasa dan juga sebagai salah satu pendiri. Selama dia mendedikasikan dirinya di Sanggar Seni Nabasa, sanggar seni tersebut telah beberapa kali tampil dibeberapa event besar salah satunya di Perayaan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Utara pada 2021 dan Perayaan Seremonial HUT RI 76. Jarak kediamannya yang jauh ke sekretariat Sanggar Seni Nabasa, membuat Marala akhirnya memutuskan untuk mendirikan Sanggar Seni di Desa Pariksabungan Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara.
"Awal mula saya mendedikasikan diri di kelompok sanggar seni yaitu di Sanggar Seni Nabasa, selama saya ikut dalam bagian sanggar seni tersebut, beberapa kali telah ikut tampil dalam event. Jauhnya jarak menjadi kendala yang saya rasakan hingga akhirnya saya putuskan untuk membentuk sanggar seni di Tapanuli Utara," tambahnya.
Sanggar seni yang telah memiliki akte notaris, NIB dan terdaftar di Kemenkumham ini saat ini fokus pada pengembangan dan pelatihan Tari Tortor, Musik Hondan, Musik Akustik dan bela diri Mossak dengan dibantu oleh pelatih Mossak, pelatih Tortor, pelatih musik dan pembina Sanggar Seni, GJM Purba yang juga seorang budayawan.
Diketahui, Sanggar Seni Mata Guru Roha Sisean telah beberapa kali tampil di berbagai event seperti Launching Brand Bakti Raja yang diselenggarakan oleh Wise Steps Foundation dan Australia Global Alumni Pesta Senandung Danau Toba, Lake Toba Traditional Music Festival di Kabupaten Toba, Penyambutan rombongan PT Sinar Mas di Makam Pahlawan Sisingamangaraja Bakkara, Sepekan Art Festival di Tarutung, Festival Ombus-Ombus di Siborong-borong dan event lainnya.
Marala Situmorang yang memiliki aktivitas keseharian sebagai Guru di SMA Negeri 1 Siborong-borong tersebut berharap agar kedepannya Sanggar Seni Mata Guru Roha Sisean dapat terus melakukan upaya pewarisan dan pembumian Warisan Budaya Batak di tengah era modernisasi kini lewat tari Tortor dan bela diri Mossak kepada seluruh masyarakat di Tapanuli Utara khususnya para pemuda agar warisan budaya ini dapat terus terjaga dan tidak luntur di tengah-tengah modernisasi zaman.
"Kita semua yang tergabung di dalam Sanggar Seni Mata Guru Roha Sisean berharap agar dapat terus melakukan pembumian dan pewarisan kebudayaan Batak ini agar dapat terjaga dan terawat sampai puluhan bahkan ratusan tahun kedepan, karena ini adalah warisan budaya dari Tapanuli untuk Ibu Pertiwi," tandas Marala.
Editor : Jafar Sembiring