MEDAN, iNewsMedan.id - Genderang persaingan memperebutkan kursi Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara resmi ditabuh menyusul pengumuman Musyawarah Daerah (Musda) yang dijadwalkan pada Januari 2026. Sejumlah figur potensial mulai muncul ke permukaan, mencerminkan dinamika internal partai yang mencari sosok pemimpin baru pasca-penunjukan Pelaksana Tugas (Plt).
Berdasarkan survei online yang beredar di platform polling kita com sejak 25 Desember 2025, aspirasi publik dan kader menunjukkan kecenderungan kuat pada figur-figur muda dan kader yang memiliki rekam jejak bersih.
Hingga Jumat (26/12/2025), survei bertajuk 'Calon Ketua Golkar Sumut yang Pantas Memimpin berdasarkan Prestasi dan Loyalitas' telah menghimpun ratusan suara dengan hasil sementara yakni Rahmaddian Shah (Anggota DPRD Sumut): Memimpin jauh di posisi pertama dengan raihan 65% suara. Andar Amin Harahap (Anggota DPR RI): Berada di posisi kedua. Kandidat Lainnya: Aswin Parinduri, Dtk Ilhamsyah, Ichwan Habib Nasution, Darma Putra Rangkuti, Victor Silaen, hingga Akbar Himawan Buchori (Ketum BPP HIPMI).
Menariknya, sekitar 29% responden memilih opsi 'nama lain'. Menurut Khairul Indra, kader senior Golkar Sumut sekaligus Ketua AMDI Sumut, angka tersebut kemungkinan besar merujuk pada tokoh-tokoh senior.
"Nama seperti Ahmad Yasyir Ridho Loebis, Rolel Harahap, hingga Dhody Thahir sangat mungkin muncul sebagai alternatif di Musda nanti," ungkap Khairul.
Isu integritas dan bebas dari persoalan hukum menjadi sorotan utama dalam bursa calon kali ini. Publik dan kader Golkar Sumut dinilai semakin sensitif terhadap figur yang berpotensi menjadi 'beban politik' bagi partai.
Analisis di ruang publik menyebutkan bahwa partai besutan Bahlil Lahadalia ini membutuhkan sosok yang kredibel untuk memperkuat basis elektoral. Sebaliknya, kandidat yang sering dikaitkan dengan isu hukum, meski belum ada ketetapan hukum mengikat, dinilai akan sulit menyatukan mesin partai. Salah satu nama yang sempat muncul di media, Hendri Yanto Sitorus, disebut-sebut mengalami tantangan elektabilitas akibat seringnya dikaitkan dengan aksi unjuk rasa terkait dugaan kasus hukum di ruang publik.
Penunjukan Ahmad Doli Kurnia sebagai Plt Ketua DPD Golkar Sumut membawa tugas besar untuk mengantarkan Musda yang damai. Saat ini, kondisi internal partai dinilai belum sepenuhnya kondusif akibat perbedaan kepentingan pasca-transisi kepemimpinan.
"Musda Januari nanti adalah momentum penting. Golkar Sumut butuh figur yang tidak hanya populer, tapi punya kemampuan rekonsiliasi untuk menyatukan faksi-faksi yang ada," tambah Khairul Indra.
Dengan tuntutan publik akan partai yang bersih dan transparan, Musda XI Golkar Sumut diharapkan mampu melahirkan kepemimpinan yang minim polemik namun kuat secara organisasi demi memenangkan kontestasi politik di masa depan.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait
