Selain soal rekrutmen, Tomi menyoroti kepatuhan administrasi kendaraan operasional mitra. Ia meminta seluruh mitra segera memutakhirkan kendaraan menjadi berpelat Aceh Tamiang untuk mendukung pendapatan pajak daerah. “Kendaraan operasional kami sudah seluruhnya berpelat Aceh Tamiang. Mitra juga harus mengikuti. Paling lambat satu bulan,” ujarnya.
Perusahaan juga menegaskan kembali nilai AKHLAK sebagai standar etika kerja yang wajib dipatuhi seluruh rekanan.
Salah satu mitra, Representative PT Patra Drilling Contractor, Ridho Fernanda, menyatakan bahwa arahan tersebut penting untuk menyamakan visi dan menjaga kepercayaan publik terhadap operasional migas di Rantau. “Tenaga kerja kami hampir seluruhnya putra-putri Aceh Tamiang, dan kendaraan operasional sudah sesuai aturan,” kata Ridho.
Forum yang diikuti 33 mitra usaha itu menjadi momentum bagi PEP Rantau untuk menekankan pentingnya integritas dan profesionalisme di tengah dinamika industri migas yang semakin menuntut transparansi.
Editor : Ismail
Artikel Terkait
