Sementara itu, dr. Cut Meliza menambahkan bahwa pelatihan ini juga sarana pembentukan karakter. “Menolong nyawa adalah bantuk amal yang nyata. Kami ingin menanamkan bahwa kemampuan medis dasar merupakan bagian dari kepedulitan terhadap sesama,” ujarnya.
Evaluasi berupa pretest dan posttest menunjukkan lonjakan signifikan dalam pemahaman langkah-langkah pertolongan pertama.
Dr. Raka menegaskan bahwa kegiatan ini adalah komitmen membangun kesiapsiagaan masyarakat. “Pengetahuan medis dasar seharusnya menjadi keterampilan hidup. Dengan membawanya ke pesantren, kita sedang menananm benh budaya tanggap darurat sejak dini,” tutupnya.
Kegiatan yang dihadiri oleh Staf Pengajar dan Residen Anestesiologi FK USU, pengurus PERDATIN Sumatera Utara, serta pimpinan pesantren ini, ditutup dengan pemberian penghargaan kepada peserta terbaik sebagai simbol semangat belajar dan tanggung jawab sosial.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait
