1. Faktor Alam (Turn Over Air)
Ternala menjelaskan, saat musim kemarau panjang, angin kencang dapat menyebabkan turn over air.
"Artinya air pada bagian dasar akan bersirkulasi ke permukaan sekaligus membawa endapan lumpur dan beberapa senyawa kimia yang bersifat toksik bagi ikan di danau," ungkapnya.
Fenomena ini menyebabkan konsentrasi oksigen di dalam air menurun drastis, sehingga ikan kesulitan bernapas. Kondisi ini diperparah dengan peningkatan senyawa beracun di permukaan air, yang pada akhirnya menyebabkan kematian massal ikan baik di keramba jaring apung (KJA) maupun ikan liar.
2. Pencemaran Limbah
Lebih lanjut, Ternala juga menemukan adanya pencemaran limbah sebagai faktor lain. Dari sampel yang diambil, terdeteksi adanya limbah cair domestik yang tidak diolah melalui Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) dan langsung dibuang ke danau.
Selain itu, budidaya ikan di dalam keramba juga berkontribusi pada pencemaran. Sisa pakan yang mengendap di dasar danau meningkatkan senyawa organik yang diuraikan secara anaerob (tanpa oksigen), menghasilkan senyawa beracun.
"Kandungan nutrien (nitrogen dan fosfor) di Danau Toba juga mengalami peningkatan akibat limbah cair yang dibuang ke danau," tutup Ternala.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait