Dari ketiga skenario tersebut, Pernat menilai yang paling realistis adalah skenario terakhir. Menurutnya, dengan keunggulan performa dan talenta yang jauh melampaui rival-rivalnya, satu-satunya ancaman terbesar bagi Marquez justru berasal dari dirinya sendiri.
"Menurut saya, opsi ketiga adalah yang paling masuk akal. Hanya dia yang bisa mengalahkan dirinya sendiri. Keunggulan dan bakatnya berada di level berbeda—tak ada yang bisa dilakukan oleh pembalap lain untuk menghentikannya," lanjut Pernat.
Meski demikian, Pernat mengingatkan bahwa dominasi Marquez tidak sepenuhnya bebas risiko. Ia menilai tantangan tetap bisa muncul jika Marquez mulai lengah atau terlalu berani mengambil risiko di lintasan. Sebuah kesalahan kecil bisa menjadi titik balik dalam persaingan memperebutkan gelar.
"Ini adalah kejuaraan di mana, saya ulangi, jika Márquez tidak melakukan kesalahan—dan saya berbicara khusus soal Marc—maka musim ini akan selesai lebih awal. Bisa jadi kejuaraan ditentukan tiga atau empat seri sebelum penutup, dan itu akan menjadi rekor," kata Pernat mengakhiri komentarnya.
Dengan beberapa seri tersisa, peluang Marquez untuk meraih gelar lebih dini semakin terbuka. Jika skenario itu terwujud, maka pencapaian ini akan menjadi salah satu yang paling monumental dalam kariernya, terutama setelah kembali dari masa pemulihan cedera yang panjang.
Kini, publik menantikan apakah Marc Marquez mampu menjaga konsistensinya hingga akhir musim, atau justru tekanan dari para pesaing diam-diam mulai mengemuka. Satu hal yang jelas: The Baby Alien tengah melaju kencang menuju sejarah baru di ajang MotoGP.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait