Manfaatkan Limbah Cair Kelapa Sawit, Pabrik BioCNG Terbesar se-Asia Tenggara Diluncurkan di Labusel

Ismail
Manfaatkan Limbah Cair Kelapa Sawit, Pabrik BioCNG Terbesar se-Asia Tenggara Diluncurkan di Labusel. (iNewsMedan.id)

LABUSEL, iNewsMedan.id - Pabrik BioCNG/Biometana berkapasitas 500 Juta British Termal Unit (MMBTU) yang berlokasi di Desa Bukit Tujuh, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) Sumatra Utara, resmi beroperasi, Kamis, 24 April 2025. Pabrik ini diklaim sebagai pabrik BioCNG terbesar di Asia Tenggara. 

Pabrik komersial kedua milik PT KIS Biofuels Indonesia (KIS Group) itu dibangun melalui kerja sama dengan PT. Tasik Raja (Anglo Eastern Plantation/AEP Group). Hasil produksi BioCNG dari proyek ini akan diserap oleh PT. Unilever Oleochemical Indonesia yang beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara.

Peresmian pabrik ini dilakukan oleh Wakil Bupati Labusel, Syahdian Purba Siboro; Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal pada Kementerian Investasi dan Hilirisai/Badan Koordinasi Penanaman Modal, Dr. Riyatno; Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Trois Dilisusendi; Head of Mills & Engineering AEP Group, Shashi Kumar Govindan; serta President Director & CEO KIS Group K. R. Raghunath.

Presiden Director & CEO KIS Group, K.R Raghunath, mengatakan pihaknya bangga meresmikan pabrik  terbesar di Asia Tenggara ini. Ia berharap dengan operasional pabrik ini mereka dapat berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau dan perekonomian Indonesia yang berkelanjutan.

"Langkah hari ini bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk masa depan energi berkelanjutan Indonesia. Dengan bangga kami hadirkan pabrik CNG terbesar di Asia Tenggara ini,” kata Ragunath, Jumat (25/4/2025).

Head Legal PT KIS Biofuels Indonesia Yasmine Surachman mengatakan proyek ini diproyeksikan menghasilkan 182.000 MMBtu BioCNG per tahun dengan memanfaatkan limbah cair pabrik kelapa sawit. BioCNG yang dihasilkan kemudian diangkut dengan menggunakan truk khusus yang juga menggunakan bahan bakar BioCNG yang diproduksi dari pabrik tersebut.

“Jadi kita menggunakan BioCNG pada truck sebagai pengganti diesel,” jelasnya.

Operasional pabrik ini akan sangat  signifikan dalam mengurangi emisi gas metana (CH₄) dan diperkirakan dapat menurunkan emisi karbon dioksida (CO₂) hingga 52.000 ton per tahun, sekaligus menciptakan 30 lapangan kerja hijau.

“Menyusul keberhasilan proyek pertama, proyek kedua ini memperkuat posisi KIS Biofuels dalam pengembangan BioCNG di Indonesia,” ujarnya.

Pabrik BioCNG di Labusel ini merupakan pabrik komersial kedua PT KIS Biofuels Indonesia yang bekerjasama dengan AEP Group. Sebelumnya KIS Biofuels Indonesia juga telah mengoperasikan Pabrik BioCNG komersial berkapasitas 300 MMBTU di Pabrik Kelapa Sawit milik PT United Kingdom Indonesian Plantation (AEP Group) di Blangkahan, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.

Yasmin menyebut saat ini perusahaan tengah membangun proyek ketiga yang ditargetkan beroperasi pada Desember 2025. Selain itu mereka juga telah berencana membangun lima proyek lainnya pada tahun 2025 ini.

“KIS Biofuels menargetkan total 25 proyek BioCNG beroperasi pada tahun 2027 dengan total investasi USD 125 juta, dan ambisi mencapai 100 proyek pada tahun 2030 dengan estimasi investasi USD 500 juta,” ujarnya.

 

Manfaatkan Limbah Cair Kelapa Sawit, Pabrik BioCNG Terbesar se-Asia Tenggara Diluncurkan di Labusel. (iNewsMedan.id)

 

Wakil Bupati Labuhanbatu Selatan (Labusel), Syahdian Purba Siboro, sangat mendukung Pembangunan pabrik BioCNG yang ada di Labusel. Ia menyebut pembangunan pabrik ini harus menjadi pabrik yang dapat memberikan penambahan tenaga kerja di daerahnya.

“Saya sangat berharap pabrik ini dapat menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin dari masyarakat Labuhanbatu Selatan. Bahkan, idealnya seluruh karyawannya adalah penduduk asli.,” katanya.

Dikatakannya, potensi perkebunan di Labuhanbatu Selatan harus dioptimalkan untuk meningkatkan perekonomian daerah secara keseluruhan.

"Kami juga mendorong perusahaan kelapa sawit lainnya di Labuhanbatu Selatan untuk mengikuti jejak proyek ini. Kami akan memberikan insentif dan segala kemudahan yang dibutuhkan pengusaha untuk mengikuti jejak proyek ini," pungkasnya.

Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Trois Dilisusendi, mengaku pemerintah telah menyiapkan peta jalan untuk bisnis pengolahan Biometana secara nasional. Bahkan saat ini udah ada empat perusahaan yang menyatakan ketertarikan untuk menjadi pemain di bisnis Biometana ini.

"Berikut KIS Group ada 4 perusahaan yang ikut dalam pengelolaan Biometana ini. Untuk KIS Group sejauh ini secara kualitas sangat baik. Standar Nasional Indonesia, Biometana dengan kualitas 91 persen. Sedangkan produksi KIS Group dengan teknologi nya mampu meningkatkan kualitas nya hingga 96 persen," jelasnya.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Dr. Riyatno, menyebut pemerintah akan memfasilitasi pelaku usaha yang ingin mengembangkan pengelolaan Biometana ini. Salah satu fasilitas yang disediakan adalah dengan telah adanya Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) khusus untuk Biometana di Sistem Perizinan Usaha (OSS) Pemerintah.

"Jadi untuk pendaftaran izin usaha Biometana ini sekarang sudah bisa dilakukan secara online (daring) 24 jam. Ini salah satu kemudahan yang diberikan," tukasnya.

Editor : Ismail

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network