Kendati demikian, Gus Ipul mengingatkan bahwa masih ada pekerjaan rumah terkait penurunan angka kemiskinan ekstrem di Sumut. Solusinya, menurutnya, adalah memperkuat sinergi dengan pemerintah pusat melalui dua pendekatan yang telah dipaparkan.
"Selama ini pengentasan kemiskinan diwarnai ego sektoral," tegasnya.
Ia mengajak untuk meninggalkan kebiasaan membuat data sendiri dan lebih mengandalkan DTSEN yang lahir atas arahan Presiden Prabowo. "Data ini dikumpulkan, divalidasi, dipadankan dengan NIK, diolah sesuai standar Badan Pusat Statistik (BPS)," jelas Gus Ipul. Ia meminta pemerintah daerah menjadikan DTSEN sebagai pedoman utama dalam upaya pengentasan kemiskinan, dengan fokus pada desil 1 dan 2 terlebih dahulu. Data tersebut akan diserahkan kepada gubernur, bupati, dan wali kota.
Gus Ipul juga mengajak semua pihak untuk berkontribusi dalam memutakhirkan DTSEN melalui jalur formal (lurah, RT/RW) maupun jalur partisipasi melalui aplikasi cek bansos.
Mengenai Sekolah Rakyat, Gus Ipul menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Ia menyambut baik respons positif dari Gubernur Sumut, Bobby Nasution, serta para bupati dan wali kota yang memiliki visi yang sama dengan Presiden terkait akses pendidikan bagi anak-anak keluarga miskin. Ia juga berterima kasih atas kontribusi Pemprov Sumut dalam menyediakan lahan untuk Sekolah Rakyat.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait