"Tapi, kalau anggaran ini tidak ada, bagaimana panitia bergerak. Karena panitia saat sampai sekarang ini baru dapat mengumpulkan anggaran sebesar Rp550 juta lebih kurang," ungkapnya.
Salah satu warga yang diwawancarai mengatakan bahwa progres pembangunan monumen telah mencapai 35-40 persen. Namun, dana yang terkumpul baru mencapai sekitar Rp550 juta, sementara kebutuhan dana mencapai Rp2,5 miliar. Oleh karena itu, masih diperlukan dana tambahan sekitar Rp2 miliar.
"Pembangunan monumen ini sebenarnya bertujuan sebagai monumen persatuan. Ide tersebut bermula dari warga LMD yang mengirimkan jeruk sebagai oleh-oleh untuk Presiden Jokowi, dengan harapan agar jalan di daerah mereka yang parah rusak bisa diperbaiki. Presiden Jokowi langsung turun tangan memperbaiki jalan tersebut, sehingga membuat warga LMD merasakan dampak yang luar biasa," terangnya.
Monumen ini tidak hanya untuk LMD, tetapi juga sebagai wujud apresiasi untuk Presiden Jokowi dari seluruh warga Karo dan masyarakat Indonesia. Monumen ini akan menjadi lambang sejarah yang mengingatkan generasi mendatang akan kontribusi luar biasa yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi. Pembangunan monumen ini juga telah memberikan dampak positif, baik dalam kehidupan maupun ekonomi masyarakat LMD.
Dengan harapan agar pembangunan monumen ini dapat dilanjutkan dan diselesaikan, masyarakat LMD mengajak semua pihak untuk berpartisipasi serta menyisihkan rejeki yang ada demi keberhasilan proyek ini. Pembangunan monumen Joka Jokowi ini akan memberikan makna bagi warga Karo dan seluruh Indonesia untuk selamanya.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait