MEDAN, iNewsMedan.id- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) tahun 2024 ini memang bisa disebut “Agak Laen” yakni cara unik dan tidak biasa. Sebab, calon Bupati yang bakal bertarung pada Pilkada serentak 27 November mendatang adalah anggota keluarga.
Bupati Tapsel petahana (incumbent), Dolly Putra Parlindungan Pasaribu dengan niat tulus dan ikhlas bertekad menuntaskan kerjanya lima tahun ke depan. Dolly maju kembali menjadi Calon Bupati karena telah lolos verfikasi faktual KPU lewat jalur independen (perseorangan) bersama calon wakilnya, Ahmad Buchori Siregar.
Sementara calon penantangnya adalah Gus Irawan Pasaribu. Gus saat ini anggota DPR RI jelang 3 periode serta pernah ikut dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu), maju menjadi Calon Bupati lewat jalur partai politik (Parpol).
Gus merupakan adik kandung dari Almarhum Panusunan Pasaribu, dimana Panusunan adalah ayah kandung dari Dolly. “Agak Laen” nya Pilkada Tapsel 2024 ini karena bisa disebut pertarungan antara “Ayah” dengan “Anak” atau Paman dengan Keponakannya.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Sumatera Utara menekankan Pilkada serentak di Tapsel tahun 2024 ini jangan sampai merusak tatanan kekeluargaan.
‘’Jika kita mencermati di Pilkada serentak di Tapsel, ada hal yang menarik dan memang “Agak Laen”. Bakal calon yang mengikuti kontestasi dari salah satu yang memiliki hubungan kekeluargaan yang sangat dekat,’’ ucap Robert Tua Siregar, Ph.D kepada wartawan baru-baru ini.
Biasanya, sambung Robert, perbedaan itu di level tim sukses atau pemilih, tetapi di Tapsel justru di level Bakal Calon, dimana sama-sama kita melihat adanya Bakal Calon yang ikut kontestasi dari satu ‘Trah Keluarga’.
Robert yang aktif mengajar di Unpri, USU dan sejumlah perguruan tinggi swasta di Medan juga menjelaskan jika melihat potensi dari konsestan yang bakal ikut ini memiliki kompetensi yang sama-sama ingin membangun dengan kemampuan yang mumpuni dalam memimpin dan berharap nantinya terpilih yang terbaik untuk Kabupaten Tapanuli Selatan.
Lain halnya dengan pendapat Shohibul Ansor Siregar. Pengamat politik yang aktif sebagai dosen FISIP UMSU kepada wartawan menyebut pertemuan petahana Dolly Putra Parlindungan Pasaribu dengan nuda (paman) kandungnya Gus Irawan Pasaribu diduga adanya konflik di keluarga besar Yayasan Haji Pinayungan Pasaribu.
Orang mungkin menghubungkan konflik yang sudah menjadi rahasia umum antara Syahrul M Pasaribu dengan petahana Dolly Pasaribu. Sehingga di dua tahun kepemimpinan Dolly muncul istilah Bupati Natama dan Bupati Sipirok di kalangan masyarakat Taspel.
Jika merujuk dalam filsafat “Anakhonhi do Hamoraon di Ahu” (dibaca: anakkokki do hamoran di au) memang sangat kuat dalam budaya Batak. Anak dianggap dan diperlakukan sebagai harta yang paling berharga dan kebanggaan orang tua.
Editor : Ismail
Artikel Terkait