BRIN Tunda Migrasi Koleksi Arkeologi Barus Tapanuli Tengah ke KST Cibinong Bogor

Vitrianda Hilba Siregar
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko bersedia menunda migrasi koleksi arkeologi dari Laboratorium Arkeologi Barus di Jalan KH Zainul Arifin, Barus, Tapanuli Tengah ke Gedung Koleksi BRIN Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno di Cibinong, Bogor (Jawa Barat).  Foto: Ist

"Kalau di Barus tidak selesai, kami tidak bisa teruskan di Bongal. Kami tidak bisa ekskavasi besar-besaran di Bongal. Semangat kami justru ingin melestarikan sejarah dan menggali budaya Barus. Kalau disalahartikan ngambilin, wah repot. Barus kami pending dulu. Kami tunggu masyarakat menerima," Laksana melanjutkan ucapannya.  

Menanggapi ucapan Laksana, Masriadi mengatakan, "Kami mengucapkan terimakasih."  

Rusmin juga berucap sama. "Saya berterimakasih sekali. Tidak buru-buru. Pendekatan kepada masyarakat." 

Ia mengingatkan BRIN bahwa perkembangan teknologi digital membantu berbagai jenis aktivitas karena perangkatnya serba elektronik. Seluruh kegiatan yang mendukung penelitian dipermudah karena teknologi yang canggih. Perkembangan teknologi serba digital semakin pesat.  "Karena itu, jangan semua benda arkeologi dibawa ke satu tempat. Sekarang zaman digital," ia menegaskan.  

Di awal pertemuan, Masriadi menjelaskan DPP Gabema Tapanuli Tengah – Sibolga sebagai organisasi kemasyarakatan yang mewakili 20 kecamatan di Tapanuli Tengah dan empat kecamatan di Kota Sibolga. "Kami menyampaikan aspirasi. Ayahanda Rusmin dan Yunan menyampaikan substansi masalah dan sejarah Barus. Atas nama Keluarga Besar Masyarakat Tapanuli Tengah - Sibolga, saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya karena bisa bertemu Bapak."

Rusmin juga mengucapkan terimakasih karena kesempatan bertemu Kepala BRIN. "Saya dapat penghargaan."  

Dalam paparannya di hadapan jajaran BRIN, ia menunjukkan pendokumentasian penelitian di beberapa tingkatan penelitian (levels of research) arkeologi situs-situs Barus sejak tahap pengumpulan data lapangan. Metode pengumpulan data lapangan selama ekskavasi daratan (terrestrial excavation). Juga analisis jenis dan bahan artefak. Termasuk pemotretan kegiatan survei, dan ekskavasi, serta pencatatan. Situs-situs Barus terdiri atas situs Lobu Tua abad ke-8-13, situs Bukit Hasang abad ke-11-19, situs Kadei Gadang abad ke-11-19, dan situs Barus Mudik abad ke-17-19. 

Rusmin menerangkan, selama studi doktornya tentang antropologi kesehatan di Barus, dia bertemu Tim Lembaga Penelitian Perancis untuk Timur Jauh (École Française d'Extrême-Orient/EFEO) dan Tim Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang mengumpulkan data tinggalan arkeologi (archaeological remains) atau benda arkeologi (archaeological material) di situs-situs Barus. EFEO dipimpin direkturnya Prof Denys Lombard PhD, sedangkan Tim Puslit Arkenas dipimpin kepalanya Prof Dr H Hasan Muarif Ambary. 

Tinggalan arkeologi di situs-situs Barus tersebut berwujud artefak (artefact) di situs (site) atau tempat ditemukannya artefak sebagai bentuk tinggalan arkeologi, terutama kajian sekumpulan situs dalam kawasan studi (regional study) di Barus. Rusmin menjelaskan analisis konteks (contextual analysis) temuan arkeologi di situs Lobu Tua, situs Bukit Hasang, situs Kadei Gadang, dan situs Barus Mudik. 


Sejarah situs Barus. (Istimewa)
 


Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network