JAKARTA - Telegram merupakan aplikasi layanan pengirim pesan, yang akhir ini disalahgunakan. Pasalnya berdasarkan hasil investigasi oleh tim Disimformasi BBC World Service, aplikasi itu menjadi sarang untuk penyebaran foto dan video vulgar wanita.
Dilansir dari BBC Indonesia, Jumat (18/2/2022), seorang perempuan yang menjadi korban, Sara (bukan nama sebenarnya), mengaku menyadari foto telanjangnya telah beredar di Telegram.
Akun Instagram, Facebook, serta nomor teleponnya turut disertakan. Bahkan, dirinya sempat dihubungi oleh laki-laki yang tidak dikenal dan meminta lebih banyak foto.
"Mereka membuat saya merasa seperti seorang pelacur, karena (mereka yakin) saya akan membagikan foto-foto intim saya. Seolah saya tidak berharga sebagai seorang perempuan," kata Sara.
Dia mengaku, mengirim foto itu kepada satu orang yang kemudian ternyata dibagikan ke grup Telegram dengan 18.000 pengikut. Banyak dari pengikut grup itu berasal dari tempat dia tinggal di Havana, Kuba.
Setelah berbulan-bulan menyelidiki Telegram, tim Disimformasi BBC World Service menemukan grup dan saluran besar yang membagikan ribuan gambar perempuan yang difilmkan, dicuri, atau bocor di setidaknya 20 negara.
Selain itu, minim bukti bahwa Telegram berupaya mengatasi persoalan ini.
Tim BBC telah memantau 18 saluran Telegram dan 24 grup di beberapa negara mulai dari Rusia, Brasil, Kenya, hingga Malaysia dengan jumlah anggota hampir dua juta.
"Kami menyaksikan bahwa admin grup meminta anggota mereka mengirimkan gambar intim dari mantan pasangan, kolega, atau teman sesama siswa ke akun otomatis, sehingga gambar itu bisa dipublikasikan tanpa mengungkapkan identitas pengirimnya," ujar tim BBC.
Mereka menguji seberapa ketat Telegram menegakkan kebijakan privasi penggunanya, lalu melaporkan 100 gambar pornografi melalui fitur pelaporan yang tersedia di aplikasi tersebut.
Satu bulan setelahnya, 96 gambar yang dilaporkan masih dapat diakses, dan tidak menemukan empat konten lainnya karena ada di dalam grup yang sudah tidak bisa diakses.
Meskipun moderasinya lunak, Telegram memang menindak konten-konten tertentu.
Setelah Apple menghapus Telegram dari App Store karena ada video pedofilia, Telegram bersikap lebih proaktif terhadap konten-konten pelecehan anak.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait