MEDAN, iNewsMedan.id - Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, mengajak Pejabat Utama (PJU) dan seluruh kapolres menyambangi rumah eks Kapolri, Jenderal (Purn) Hoegeng, di Jalan A Rivai, Kota Medan.
Di situ, Agung Setya Imam Effendi, mengingatkan soal karakter hebat Jenderal Hoegeng, agar dimiliki setiap personel Polda Sumut.
"Kita harus jujur, sederhana, berkarakter dan Pemberani," ujar Agung Setya Imam Effendi, Kamis (4/1/2024).
Jenderal bintang dua itu meminta seluruh personel untuk menunjukkan bahwa polisi memiliki ketegasan dan sosok pengayom bagi masyarakat.
Sehingga, sambung Agung Setya Imam Effendi, masyarakat melihat personel yang tengah memakai seragam Polri meyakini bahwa polisi adalah sosok idaman.
"Baju ini memerlukan kita untuk mampu menunjukan ketegasan polisi itu ada. Kita harus jujur, apa yang kita omongkan ke publik itu apa adanya, dan publik bisa merasakan bagaimana anggota kita yang patroli, sambang, mengatur jalan, dan banyak kegiatan lain," ungkap Agung Setya Imam Effendi.
"Semua harus melihat bahwa ketika berseragam ini, maka yang ada dalam benaknya adalah sosok itu (polisi), sosok idaman," tambah Agung Setya Imam Effendi.
Agung Setya Imam Effendi juga menilai bahwa polisi harus menjadi panutan dan paham tentang aturan yang berlaku di Indonesia.
"Kita ingin menghasilkan sosok Polisi yang jadi idaman," jelas Agung Setya Imam Effendi.
Lebih lanjut, Agung Setya Imam Effendi, mengucapkan terima kasih karena sudah diberi kesempatan untuk berkunjung ke rumah Hoegeng tersebut. Menurutnya, hal itu adalah sebuah momen berharga.
"Saya ucapkan terima kasih, kita sedikit bernostalgia di sini, saya rasa ini hal yang monumental, mungkin tidak bisa asal masuk ke sini, harus izin dulu," ujarnya.
Putra Jenderal (Purn) Hoegeng, Aditya S Hoegeng, turut hadir dalam acara tersebut. Ia juga menceritakan soal sosok ayahnya.
Aditya mengungkapkan bahwa sang ayah merupakan sosok yang sangat disiplin. Oleh karena itu, sambungnya, semua anak-anaknya juga diajarkan untuk disiplin.
Dia juga mengingat soal ayahnya yang melarang mereka untuk menggunakan fasilitas dinas untuk kepentingan pribadi. Aditya turut menceritakan saat dirinya memakai mobil dinas ayahnya untuk pergi ke rumah temannya.
"Tolong kamu mengerti ya, mobil yang kamu pakai itu, bensin yang bayar negara, mobil itu mobil dinas. Saya malu, itu mobil bensin yang bayar negara. Ingat itu, jangan diulangi lagi," tutupnya.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait