MEDAN, iNewsMedan.id - Aksi damai mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara, Medan, berakhir ricuh. Sejumlah mahasiswa dilaporkan mengalami luka-luka, bahkan beberapa di antaranya dalam kondisi kritis, setelah diduga terjadi kekerasan oleh oknum aparat kepolisian.
Insiden ini sontak memicu kecaman keras dari berbagai pihak. Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen), Alwi Hasbi Silalahi, mengecam tindakan represif aparat yang dinilai mencederai nilai-nilai demokrasi dan kebebasan berekspresi.
"Kami mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mengevaluasi kinerja Kapolda Sumatera Utara. Kekerasan terhadap mahasiswa yang menyuarakan aspirasi adalah pelanggaran hak asasi manusia dan tidak boleh dibiarkan," tegas Alwi.
Menurut PB HMI, kekerasan tersebut justru memperburuk citra kepolisian. Aparat seharusnya mengedepankan pendekatan persuasif dan dialog, bukan menggunakan kekerasan yang berujung pada korban.
PB HMI juga menuntut Kapolda Sumut untuk bertanggung jawab penuh atas insiden ini dan menindak tegas oknum-oknum yang terlibat. "Semakin aparat melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa, maka darah juang dan gelombang gerakan akan semakin tinggi. Kekerasan tidak akan memadamkan suara kebenaran, justru akan melahirkan perlawanan yang lebih kokoh," tutup Wasekjen PB HMI.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait
