Pernikahan Putra Hotman Paris Ada 2 Konglomerat Kasih Amplop hingga Rp1 Miliar, Siapa Mereka?

Wiwie Heryani
Pernikahan anak Hotman Paris. Foto: Instagram @hotmanparisofficial

JAKARTA, iNewsMedan.id - Pernikahan putra Hotman Paris Hutapea, Fritz Hutapea dengan Chen Giovani yang digelar pada Sabtu (1/9/2023) kemarin sukses mencuri perhatian.

Tak hanya karena acara pernikahannya yang diselenggarakan secara megah dan mewah, namun juga karena dihadiri beberapa tamu undangan penting.

Tidak terkecuali para pejabat penting. Salah satu yang jadi sorotan adalah seorang konglomerat yang disebut-sebut memberikan amplop dengan nominal yang fantastis.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Hotman Paris seperti dalam video viral yang beredar di media sosial. Dalam video tersebut, Hotman menyebut, di pernikahan anaknya itu ada dua sosok konglomerat yang masing-masing memberinya amplop hingga Rp1 miliar.  

“Pas pulang, lu tau nggak berapa dikasih? Ada yang ngasih 1M. Hanya dalam satu malam, saya dapet 2 Miliar dari 2 konglomerat. Belum yang lain lagi. Pokoknya meskipun ini saya sudah anggarkan 5 miliar, saya dapet lebih dari itu,” ujar Hotman Paris, dilansir dari akun TikTok @connie_lilian, Rabu, (20/9/2023).  

Lantas, siapakah kedua konglomerat tersebut? 

Usut punya usut, dua orang konglomerat yang sempat terekam hadir di pernikahan anak Hotman Paris tersebut adalah Prajogo Pangestu dan Dato Sri Tahir.

Lantas siapa Prajogo Pangestu dan Dato Sri Tahir? Melansir dari beberapa sumber, Prajogo Pangestu adalah seorang pengusaha yang cukup sukses di Indonesia. 

Prajogo Pangestu merupakan seorang konglomerat yang masuk ke dalam daftar orang terkaya di dunia dan orang terkaya ketiga di Indonesia versi Forbes pada tahun 2019.


Prajogo Pangestu (Foto: Ist)

Di tahun 2022 lalu, pendiri Barito Group ini diketahui kekayaan yang dimilikinya mencapai USD5,9 miliar atau setara Rp84,6 triliun, menurut Forbes.

Jauh sebelum mencapai kesuksesan, pria yang memiliki nama asli Phang Djoem Phen ini pernah merasakan pahitnya kehidupan.

Prajogo dilahirkan di Sungai Betung, Kalimantan Barat pada tahun 1944. Orang tuanya bekerja sebagai pedagang karet, pendidikan dirinya pun hanya sampai tingkat sekolah menengah.

Namun, Prajogo memiliki tekad untuk merubah nasib hidupnya. Pada tahun 1960, dia memutuskan merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib.

Menurutnya jika dia merantau ke Jakarta maka dia akan mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik.

Pada tahun 1969 dia bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia, Bong Sun (Burhan Uray). Pertemuan itulah Prajogo diajak untuk bergabung di perusahaan milik Bong,yaitu PT Djajanti Group.

Singkat cerita, pada 1976 dirinya ditunjuk sebagai General Manager (GM) Pabrik Plywood Nusantara Gresik, Jawa Timur. Hal ini didapatkan olehnya berkat kerja keras Prajogo selama bekerja kurang lebih tujuh tahun.

Meskipun telah menjabat sebagai General Manager, Prajogo tak cepat berpuas diri atas pencapaian dirinya. Dia justru memutuskan keluar dari tempat kerjanya dan memilih untuk mendirikan perusahaan sendiri, bernama CV Pacific Lumber Coy. Kemudian nama perusahaannya diubah menjadi PT Barito Pacific Timber.

Nasib baik kembali berpihak kepadanya. Pada tahun 1993 perusahaan itu mulai dikenal oleh masyarakat luas,bahkan bisnisnya pernah bekerja sama dengan anak-anak Presiden Soeharto kala itu.

Kemudian pada tahun 2007,perusahaan itu berganti nama menjadi Barito Pacifik. Di tahun yang sama dia juga mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia, Chandra Asri, yang membuat kekayaan dirinya semakin melimpah.

Setelah mengakuisisi, Prajogo memutuskan untuk mendirikan perusahaan produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia yang diberi nama PT Chandra Asri Petrochemical,perusahaan ini merupakan gabungan dari Tri Polyta Indonesia.

Berkat kerja keras dan perjuangan dirinya, Presiden Jokowi memberikan penghargaan kepada Prajogo pada Agustus 2019 lalu.

Dia mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Utama atas dedikasi yang diberikan terhadap Industri Petrokimia dan Panas Bumi.

Sementara, Dato Sri Tahir adalah pemilik RS Mayapada yang merupakan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia. 

Mayapada Hospital merupakan salah satu rumah sakit swasta terbaik yang didirikan oleh Healthcare Group pada 1 Juni 2008 setelah mengakuisisi Honoris Hospital di kawasan hunia ekslusif Modern Land Tangerang.

Dato Sri Tahir. Foto: Ist

Sebagai bentuk komitmen untuk menyediakan pelayanan kesehatan berstandar internasional, Mayapada Hospital bekerja sama dengan Nasional Health Care Group Singapore.

Melansir real time net worth Forbes, kekayaan Tahir mencapai USD2,7 miliar atau setara Rp40 triliun (kurs Rp14.900 per USD).

Dengan kekayaan tersebut Tahir menempati peringkat 10 miliarder Indonesia versi Forbes tahun 2020. Selain itu, dia juga menjadi pejabat terkaya di pemerintahan.

Selain itu, Salah satu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu juga merupakan seorang filantropis, melalui Tahir Foundation dia telah menyumbangkan hartanya untuk kepentingan sosial baik dalam maupun luar negeri. 

Tercatat dia pernah memberikan Rp52 miliar untuk melawan pandemi di Indonesia pada tahun 2020 yang lalu.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network