Dikutip dari Indonesia.go.id, Masjid Raya Al Mashun merupakan warisan kemasyhuran Kesultanan Deli. Masjid ini dirancang arsitek Belanda Theodoor van Erp yang juga merancang Istana Maimun, tetapi kemudian prosesnya dikerjakan oleh JA Tingdeman. Keberadaannya tepat di jantung Kota Medan, sebagai pusat pemerintahan Provinsi Sumatra Utara.
Awalnya, Sultan Ma'mun ingin mewujudkan sebuah masjid yang megah karena menurutnya hal itu lebih utama dibandingkan kemegahan istananya yang telah berdiri sejak 1888.
Mengutip penelitian yang dilakukan Achy Askwana dari Universitas Sumatra Utara berjudul 'Analisis Karakteristik Ornamen di Masjid Raya Al-Mashun Medan' Sultan Ma'mun memiliki kemampuan keuangan lebih karena saat itu permintaan ekspor tembakau Deli sedang meningkat.
Kondisi itu membuat Sultan Deli berkeinginan membangun fasilitas-fasilitas penting untuk kemajuan Kesultanan Deli. Pembangunan Masjid Raya Al-Mashun Medan menghabiskan biaya sebesar 1 juta gulden yang ditanggung Kesultanan Deli.
Namun dikutip dari Tengku Luckman Sinar dalam Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur (2006), dana pembangunan masjid ini juga dibantu seorang saudagar dari etnis Tionghoa bernama Tjong A Fie.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait