Penghambat Penerapan Safety Management Sistem di Lingkungan Bandara

Jafar
Taruni Politeknik Penerbangan Medan. (Foto: Istimewa)

1. Safety Policy and objectives

Safety policy and objectives adalah konsep yang menyediakan panduan secara keseluruhan, arah dan komitmen dari manajemen udara (pengelola bandar udara) untuk operasi keselamatan di bandara. Maka dari itu sebagai contoh konkrit dari konsep ini yaitu Pesawat X menyampaikan informasi terkini mengenai jaringan layanan, bahwa penerbangan sudah kembali berjalan normal. Dan pihak Bandara X menyatakan komitmen melakukan inspeksi lebih mendalam terhadap kondisi landasan pacu serta mereka juga akan berinvestasi dalam peralatan dan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung pelaksanaan perbaikan dan pemeliharaan landasan pacu dengan efisien.  Hal tersebut sesuai pengumuman resmi dari otoritas bandar udara (NOTAM) dan pencabutan penutupan operasional bandar udara serta fasilitas landas pacu (runway) dinyatakan aman untuk proses lepas landas dan mendarat.

2. Safety risk management

Safety risk management merupakan usaha dalam mengidentifikasi dan melakukan pelaporan bahaya serta mengurangi resiko kejadian yang jarang terjadi dimana terdapat cedera serius.
Sebagai contoh, pada Bandara Y seperti kasus diatas. Dimana bandara ini belum memiliki fasilitas pendeteksi berupa X-ray di bandaranya. Ini seringkali menjadi sumber risiko keselamatan yang serius. Lolosnya barang yang berbahaya dapat menimbulkan peluang resiko yang akan berdampak buruk kedepannya. Jika dibiarkan tingkat keparahan bahaya dari tidak adanya X-ray dapat meningkat dan akan merujuk kepada situasi bandara yang membahayakan penumpang seperti  ketiadaan X-ray atau pemeriksaan keamanan yang kurang memadai dapat mempermudah tindakan kriminal atau tindakan teroris yang dapat mengancam keselamatan penumpang dan staff bandara sehingga meningkatkan tingkat keparahan bahaya. Berdasarkan kasus ini, dapat disimpulkan bahwa Safety Risk Management sangat diperlukan agar tidak terhambatnya SMS dan dapat mengurangi resiko kecelakaan pada suatu bandara.

3. Safety Assurance

Jaminan keselamatan merupakan semua tindakan terencana dan sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa suatu produk, layanan, organisasi, atau sistem fungsional mencapai keselamatan yang dapat diterima atau ditoleransi. 

Sama seperti bandara  di atas penerapan safety assurance diterapkan, pihak bandara biasanya bertanggung jawab untuk memberikan jaminan keselamatan kepada penumpang dalam situasi darurat. Mereka akan memberikan informasi tentang pengaturan penerbangan pengganti atau pengembalian dana tiket, bantuan untuk akomodasi, dan lainnya, tergantung pada kebijakan maskapai. Dimana untuk menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan pilot melakukan pengalihan pendaratan dan penundaan terbang Pesawat X juga mengumumkan penerbangan sudah kembali normal sesuai pengumuman resmi NOTAM berupa pencabutan penutupan operasional bandara udara, serta landasan pacu dinyatakan aman untuk proses lepas landas dan mendarat.

4. Safety Promotion

Safety Promotion ialah sarana, proses dan prosedur yang memastikan bahwa personel penerbangan dilatih dan kompeten untuk melaksanakan tugas manajemen keselamatan mereka, dan disiapkan untuk komunikasi dua arah yang efektif tentang masalah keselamatan antara personel operasional dan manajemen organisasi. 

Safety Promotion ada kaitannya juga dengan safety communication, yang merupakan dasar yang penting dalam mengembangkan dan mempertahankan budaya keselamatan yang positif. Hal tersebut karena adanya komunikasi dan koordinasi yang baik menjadikan terciptanya pemahaman yang baik pada setiap personel penerbangan yang dituangkan dalam safety promotion. 

Pada kasus Pesawat X karena kurangnya penerapan safety promotion dimana personel pelatihan atau para runway safety team yang kurang dilatih untuk menjaga kualitas keamanan pada runway yang membuat aspal pada runway ambles. Seharusnya pihak para runway safety team bertanggung jawab untuk menjaga kualitas keamanan runway untuk digunakan, tidak ada nya kejadian pada runway yang membuat kecelakaan pada pesawat ataupun yang membuat pesawat gagal landing. Pelatihan personel perlu dilakukan dengan rutin untuk lebih menjamin keamanan penerbangan dan terlaksana nya SMS dengan baik. 

Menurut SKEP 223 Tahun 2009 tentang petunjuk dan tata cara pelaksanaan sistem manajemen keselamatan safety manajemen system operasi bandar udara bagian 139-01 pertahanan terakhir penerapan SMS ini terdapat teknologi, training atau pelatihan, dan regulasi. Ketiga komponen ini memiliki peran penting dalam pertahanan penerapan SMS ini. 

Bandara adalah jantung dari mobilitas global dan pertemuan antar budaya. Bandara bukan hanya tempat transit, tetapi juga sebagai simbol persatuan antara dunia yang luas dan roda perekonomian sehingga perlu memprioritaskan SMS. Dengan berkurangnya hambatan-hambatan dalam penerapan SMS, maka kecelakaan dapat diminimalisir.  Maka dari itu, bandara yang menerapkan SMS dengan baik akan mendapatkan reputasi yang baik yaitu sebagai bandara yang mengutamakan keselamatan dan kinerja operasional yang tinggi. Komitmen bandara akan keselamatan menempatkan SMS menjadi satu alat yang sangat penting yang harus diimplementasikan dan dijalankan baik dan terus-menerus.


Artikel ini ditulis oleh Taruni Poleteknik Penerbangan Medan


Orihon Agnes Asima Simanjuntak, Putu Widi Aryani, Nadya CL Simatupang, Magdalena Febriana Hutapea, Ludfia Anggi Safitri Sinaga, Intan Aulia Aryati Aruan, Dinda Suci Aliya Permata dan Liber Tommy Hutabarat, ST, M.Pd

Editor : Jafar Sembiring

Sebelumnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network