MEDAN, iNewsMedan.id - Guna mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar survei nasional literasi dan inklusi keuangan pada tahun 2022.
Adapun hasilnya menunjukkan masih adanya gap antara indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan pada tahun 2022 cenderung lebih tinggi mencapai 85 persen.
Plt Kepala Group Komunikasi Publik OJK, Sekar Putih Djarot mengatakan, Gap ini menunjukkan, inklusi yang jauh lebih tinggi dari literasi artinya sudah banyak masyarakat Indonesia yang dapat mengakses dan menggunakan layanan produk sektor jasa keuangan.
"Akan tetapi, belum benar-benar memahami manfaat ataupun risiko dari layanan produk tersebut sehingga sangat rentan digunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab,” katanya dalam kegiatan EduFin on Location di Hall, Universitas Prima Indonesia (Unpri), Jalan Sampul, Medan, Selasa (20/6/2023).
Sekar menjelaskan, sesuai dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK salah satu tujuan pembentukan OJK adalah memberikan perlindungan kepada konsumen dan masyarakat yang menggunakan produk atau layanan sektor jasa keuangan. Salah satu bentuk perlindungan yang diberikan adalah melalui edukasi.
Maka itu, EduFin on Location yang dihadiri ribuan mahasiswa Unpri serta mengusung tema “Waspada Investasi Ilegal dan Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal; Literasi dan Edukasi Keuangan Mencakup Keuangan Syariah” merupakan upaya edukasi keuangan OJK kepada anak-anak muda khususnya mahasiswa.
Program EduFin on Location sendiri telah diinisiasi oleh OJK sejak tahun 2022 dengan konsep acara EduFin adalah talkshow yang dilaksanakan secara hybrid dan live streaming melalui YouTube OJK.
Lebih lanjut, Kepala Kantor OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara (KR5 Sumbagut), Bambang Mukti Riyadi menuturkan, acara EduFin on Location menjadi sangat penting sekali karena kemajuan digital seperti pisau bermata dua, bisa menguntungkan dan merugikan.
Sebab, secara intelektualitas para mahasiswa merupakan yang terdepan. Maka itu diharapkan mahasiswa bisa menjadi orang-orang yang memanfaatkan kemajuan digital tersebut dan tidak dirugikan.
“Ibarat pisau, kita bisa memnfaatkan sisi yang tajam untuk kepentingan kita. Saya berharap mahasiswa Unpri bisa menjadi channel atau agen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Sumatera Utara. Nanti juga akan ada galeri investasi di kampus ini,” ujar Bamban.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait