Praktik Bully Bikin Gempar Korea Selatan, Korban Ditato Paksa Bagian Paha dan Dada

Vitrianda Hilba Siregar/Rivo
Praktik bully atau perundungan oleh seorang remaja terhadap 2 juniornya membuat gempar Korea Selatan. Pelaku menato paksa 2 korbanya di bagian paha bergambar ikan koi. Lalu tato di bagian dada hingga bahu. Foto: Ist/odditycentral

SEOUL, iNewsMedan.id - Praktik bully atau perundungan oleh seorang remaja terhadap 2 juniornya membuat gempar Korea Selatan. Pelaku menato paksa 2 korbanya di bagian paha bergambar ikan koi. Lalu tato di bagian dada hingga bahu.

Pelaku seorang remaja masih berusia 16 tahun diduga telah mem-bully selama bertahun-tahun terhadap kedua korban.

Sebuah kasus perundungan sekolah yang mengganggu telah menjadi berita utama di Korea Selatan dan menimbulkan kemarahan di kalangan orang tua. Departemen Kepolisian Nonhyeon Incheon telah mengonfirmasi bahwa saat ini mereka sedang menyelidiki kasus perundungan di mana pelaku dituduh secara paksa menato setidaknya dua remaja yang lebih muda, baik sebagai cara untuk menandai mereka maupun untuk berlatih keterampilan tato-nya.

Orang tua korban pertama mengajukan pengaduan pada bulan Maret, setelah secara tidak sengaja menemukan tato yang besar dan dilakukan dengan amatiran di paha kaki anak mereka. Setelah menghadapi anak tersebut, mereka mengetahui bahwa anak itu telah secara paksa ditato oleh seorang teman sekolah yang telah menerornya selama setidaknya dua tahun.

Remaja yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada penyidik bahwa pelaku telah memanggilnya ke sebuah motel di Incheon pada bulan Oktober tahun lalu, di mana pelaku kemudian menganiaya dan menatonya secara paksa.

Melansir odditycentral, korban yang selama ini ketakutan itu mengatakan dia bahwa telah dipukul dan diambil uangnya  selama dua tahun terakhir, sehingga dia merasa tidak punya pilihan selain menyerah dan membiarkan pelaku menato seekor ikan koi sepanjang 22 cm di kakinya.

Setelah tuduhan terhadap remaja berusia 16 tahun tersebut bocor ke media, seorang remaja berusia 15 tahun lainnya muncul dengan cerita serupa. Pelaku perundungan yang sama diduga menatonya bulan lalu juga, meninggalkannya dengan tato yang lebih besar di dada kirinya, bahu, dan lengannya. Orang tuanya menemukan tato tersebut dan melaporkannya ke polisi, tetapi perundungan tetap berlanjut.

Korban sangat ketakutan sehingga dia menolak untuk pergi ke sekolah lagi dan membutuhkan 6 bulan terapi. Keluarganya juga memasang kamera pengawas CCTV, karena anak itu yakin bahwa pelaku perundungan itu akan mencarinya.

Sementara itu, pelaku perundungan yang diduga ini membantah tuduhan dari kedua korban, dengan mengklaim bahwa mereka telah memberikan persetujuan untuk ditato. Keluarganya mendukung klaim remaja tersebut, dengan menambahkan bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk memaksa mereka melalui prosedur yang menyakitkan dan berkepanjangan seperti itu.

Remaja berusia 16 tahun tersebut sekarang dihadapkan pada tuduhan pemaksaan dan melanggar hukum medis Korea Selatan yang menyatakan bahwa tato hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network