MEDAN, iNewsMedan.id - Namira Purba, seorang perempuan lulusan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang berdomisili di Bukit Lawang, Kabupaten Langkat mengabdikan dirinya menjadi seorang aktivis lingkungan dan mendirikan Yayasan Sayap Proyek Indonesia.
Yayasan Sayap Proyek Indonesia adalah suatu organisasi non pemerintah yang merupakan perpanjangtanganan dari Project Wings yang berada di Jerman. Yayasan Sayap Proyek Indonesia berdomisili Desa Timbang Jaya, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara dan bergerak di bidang menjaga dan melestarikan lingkungan.
Berawal dari kekhawatirannya dengan Bukit Lawang yang merupakan daerah destinasi wisata turis lokal dan mancanegara dengan sumber daya alam yang sangat bagus, akan tetapi masih banyak sekali sampah yang bertebaran. Kurangnya peran pemerintah dan masyarakat sekitar yang belum terlalu sadar dengan pentingnya kebersihan dan waste management, menjadikan Namira dan Yayasan Sayap Proyek Indonesia membuat program-program pelestarian lingkungan yang beragam.
Namira dan Yayasan Sayap Proyek Indonesia saat ini sedang berfokus membangun desa daur ulang terbesar di dunia dan sedang melakukan proses penanaman satu juta pohon di sekitar daerah Bukit Lawang.
Selain itu, Namira dan Yayasan Sayap Proyek Indonesia juga memiliki beberapa kegiatan berupa sosialisasi untuk mengajak masyarakat sekitar tentang seberapa pentingnya untuk tidak membakar sampah, tidak membuang sampah ke sungai, dan memulai kegiatan-kegiatan daur ulang.
Namira merasa sosialisasi mengenai sampah dan waste management penting dilakukan agar kesalahan-kesalahan dalam membuang sampah yang sudah lama dibiasakan dapat berhenti.
"Kurangnya peran untuk mensosialisasikan apa-apa saja yang tidak boleh terhadap sampah, mereka (masyarakat) terkesan membiasakan hal itu terjadi. Karena adanya kebiasaan-kebiasaan masyarakat lokal itu yang membuat 'kayaknya kita harus disini nih' untuk menyebarkan awareness kepada masyarakat kalau sampah itu tidak boleh dibuang ke sungai, tidak boleh dibakar dan lainnya," terang Namira, Selasa (9/5/2023).
Menyadari bahwa sosialisasi saja tidak cukup, Namira dan Yayasan Sayap Proyek Indonesia juga melakukan aksi door to door untuk melakukan pengutipan sampah dan membagikan tong sampah ke rumah masyarakat sekitar. Namira dan Yayasan Sayap Proyek Indonesia juga rutin mengajak masyarakat melakukan aksi bersih-bersih lingkungan sekitar daerah Bukit Lawang.
Namira dan Yayasan Sayap Proyek Indonesia kerap mengumpulkan masyarakat sekitar untuk mensosialisasikan mengenai manfaat dari pembuatan ecobrick dan bank sampah.
"Kita tidak bisa hanya melakukan sosialisasi 'gak boleh gini, gak boleh gitu', kita harus door to door, harus merangkul dan mendekatkan diri ke masyarakat, melakukan penyuluhan lebih dalam dan memberikan suatu benefit, jadi selain mereka bisa mengumpulkan sampah mereka, mereka juga bisa mendapatkan uang dari salah satunya dengan pembuatan ecobrick dan trash bank," jelas Namira.
Tidak hanya masyarakat dewasa, Namira dan Yayasan Sayap Proyek Indonesia juga mensosialisasikan pentingnya menjaga lingkungan dan tidak membuang serta membakar sampah sembarangan kepada anak-anak sekitar daerah Bukit Lawang agar bermanfaat ketika mereka sudah besar nanti.
"Di Yayasan Sayap Proyek Indonesia juga ada divisi edukasi, kita juga mengedukasi adik-adik di sini, karena mereka kan sebagai generasi penerus harus memahami apa itu sampah, apa itu climate change, paham mengenai lingkungan, jadi jika nanti suatu saat mereka sudah besar, mereka tidak terlalu letih dan sibuk seperti kita sekarang karena semua orang sudah memahami untuk tidak membuang sampah sembarangan," ungkap Namira
Dari kegiatan-kegiatan yang telah Namira dan Yayasan Sayap Proyek Indonesia lakukan, ia berharap dapat menciptakan daerah sekitar Bukit Lawang menjadi daerah zero waste dan memiliki sumber daya alam yang terjaga. Ia juga berharap dapat menjadi contoh ke lebih banyak orang lagi untuk melakukan aksi-aksi peduli lingkungan, mulai dari aksi bersih hingga aksi penanaman pohon.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait