TAPANULI TENGAH, iNewsMedan.id - Yayasan Masyarakat Penjaga Pantai Barat (Yamantab) menggelar peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023, Selasa (21/2/2023) kemarin.
Kegiatan itu digelar di Sekretariat Bank Sampah Yamantab (BSY) di Gang Anggrek, Jalan Faisal Tanjung, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah.
Hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah undangan dan peserta. Di antaranya Kapolres Tapteng yang diwakili Kasat Binmas Iptu Dela Antomi, PLN Nusantara Power UPDK Pandan yang diwakili Asisten Manajer KU, M Khairul Harahap, Pos SAR Sibolga, perwakilan BKSDA Sumatera Utara, YEL, para pelajar dari sejumlah SMA dan SMK di Tapteng dan Kota Sibolga, Saka Bhayangkara Polres Sibolga, GMNI dan para pengurus Bank Sampah Yamantab (BSY).
"Acara ini tentu sangat kami apresiasi, apalagi lokasi Bank Sampah ini ternyata dekat dengan Mapolres Tapteng," kata Iptu Dela.
Menurut dia, kegiatan tersebut diharapkan dapat berdampak positif ke masyarakat secara meluas. Apa yang dijalankan oleh Bank Sampah ini diharapkan dapat disosialisasikan lebih luas lagi, agar semakin banyak masyarakat yang mau ikut terlibat" ujar Iptu Dela.
Koordinator peringatan HPSN Dian Iradhani Pribadi mengatakan, acara tersebut, selain diisi dengan refleksi singkat sejarah HPSN dan penandatanganan komitmen, juga diisi dengan aksi ecobrick.
Dari aksi yang didominasi kalangan pelajar dari berbagai sekolah tersebut, dihasilkan sebanyak 24 botol ecobrick. Sampah dan botol plastik sekali pakai yang di ecobrick berasal dari para peserta maupun yang disiapkan oleh Bank Sampah Yamantab.
"Ada hasil ecobrick yang didonasikan untuk BSY dan ada yang dibawa kembali para peserta. Lumayanlah, para peserta khususnya pelajar ternyata antusias menyelesaikan setiap botol yang diisi dengan sampah plastik. Ya, semoga, ecobrick tidak dilakukan pada saat HPSN saja, tapi juga dapat menjadi aktifitas rutin setiap hari," ujar Dian.
Sementara Ketua Yamantab, Damai Mendrofa menjelaskan momentum HPSN 2023 tersebut dimanfaatkan pihaknya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mencegah sampah tidak jatuh ke lingkungan dan menjadi sumber pencemaran.
Menurut dia, secara global sampah telah menjadi persoalan dunia dan sampai pada titik yang sangat mengkhawatirkan. Perubahan iklim saat ini salah satu efek dari pengelolaan sampah yang buruk.
"Perubahan iklim disebabkan apa? Salah satunya disebabkan oleh pengelolaan sampah yang buruk dan tidak bertanggungjawab," ungkapnya kepada awak media.
Saat ini, sebagian masyarakat masih melakukan cara-cara klasik dalam mengelola sampah. Yaitu, dengan membuang sampah pada tempatnya yang akan berakhir di tempat-tempat pembuangan sampah seperti TPA atau TPS.
Padahal, sampah baik organik dan non organik dapat dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi produk yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
"Salah satunya adalah ecobrick. Ecobrick sendiri adalah sebuah inovasi visioner yang dikembangkan sebagai solusi pengolahan limbah sampah plastik," kata Damai.
Lebih lanjut, Damai menyebut, membuat ecobrick dari limbah plastik membuat sampah akan tertunda mencemari lingkungan. Selama itu pula, sampah akan memberi manfaat lain bagi kehidupan baik secara ekonomis maupun kebermanfaatannya dengan menggunakan kembali dalam bentuk produk-produk kerajinan berbahan sampah plastik.
"Yamantab sendiri telah concern terhadap persoalan lingkungan hidup sejak tahun 2017. Terobosan baru pun dimunculkan di tahun 2022 dengan melounching Bank Sampah Yamantab (BSY)," ujar Damai.
Kini, sambung Damai, BSY telah berhasil merekrut 127 nasabah baik secara perorangan, organisasi komunitas maupun institusi baik perkantoran, sekolah dan lembaga.
"Bank Sampah Yamantab itu berkomitmen menyentuh persoalan sampah ini disektor hulu. Apa itu? Sampah dari tangan kalau boleh jangan jatuh ke tanah, tapi jatuh ke penyimpanan," paparnya.
Damai menuturkan, pihaknya siap membantu masyarakat dalam memberikan pemahaman yang benar terhadap pengelolaan sampah di Sibolga dan Tapanuli Tengah. Ia mendorong agar masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kelestarian lingkungan khususnya para pelajar.
"Kita memang menargetkan sekolah-sekolah. Karena disana ada generasi bangsa yang harus kita edukasi secara terus menerus, sampai dia pada level dewasa nanti dia semakin mengenali apa itu sikap dan karakter bertanggungjawab terhadap sampah," tutup Damai.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait