MEDAN, iNewsMedan.id - Seorang Muslimah rela begitu saja melepas hijab hanya demi karir yang moncer di kantornya. Fenomena ini tak jarang terjadi dan bukan hanya di perkantoran saja. Di dunia artis pun begitu ada yang sudah mermutuskan berhijab namun melepas hijabnya hanya untuk job order.
Namun ada juga Muslimah melepas hijab karena desakan keluarga terutama suami. Lantas bagaimana Islam memandang hal ini.
Allah mewajibkan wanita berjilbab mengapa? Tujuan terbesarnya adalah untuk menjunjung tinggi kedudukan dan martabat wanita.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59)
Allah Dzat yang paling tahu karakter manusia. Allah tahu bagaimana kecenderungan lelaki fasik terhadap wanita. Mereka begitu bersemangat untuk mengganggu wanita yang mereka nilai kurang terhormat. Namun semangat itu akan hilang, ketika wanita yang ada di hadapan mereka mengenakan jilbab dan menjaga kehormatan. Dan itu wujud dari kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Karena itulah, Allah akhiri ayat ini dengan menyebutkan dua nama-Nya yang mulia: “Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (simak Tafsir As-Sa’di, hlm. 671).
Ustaz Ammi Nur Baits menjelaskan sesungguhnya ada cara menjemput rezeki tanpa melanggar larangan syariat. Sesungguhnya rezeki 100% datang dari Allah. Inilah konsep yang selayaknya ditanamkan dalam diri Muslim dan Muslimah sebagaimana yang Allah tegaskan dalam Al-Quran,
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Tidak ada satupun makhluk yang hidup di muka bumi ini, kecuali rezekinya ditanggung Allah…” (QS. Hud: 6).
Di ayat yang lain, Allah juga mengingatkan,
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
“Janganlah kalian membunuh anak kalian karena kondisi miskin. Aku yang akan memberi rizki kalian dan memberi rizki mereka (anak kalian)..” (QS. Al-An’am: 151).
Camkanlah dalam lubuk hati, rezeki itu datang dari Allah, sementara kerja yang dilakukan, sejatinya hanyalah sebab untuk menjemput rezeki itu. Dan tentu saja, yang namanya sebab untuk mendapatkan rezeki itu, tidak hanya satu, namun beraneka ragam.
"Kaitannya dengan hal ini, perlu kita sadari, tidak mungkin Allah simpan sebagian rezeki salah seorang hamba-Nya, sementara dia hanya bisa memperolehnya dengan cara melanggar larangannya. Karena jika demikian, berarti Allah telah mendzalimi hamba-Nya," ujarnya melansir laman Konsultasisyariah.
Allahu a’lam
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait