JAKARTA, iNewsMedan.id - Bau air kencing yang menyengat pastinya sangat menganggu. Air kencing yang menyengat juga menjadi pertanda tubuh Anda bermasalah. Lantas bagaimankah cara menghilangkan bau kencing yang menyengat?
Diketahui air kencing atau urine pada manusia memiliki kandungan utama berupa air. Tak hanya air dalam air kencing juga mengandung sisa limbah yang terdiri dari racun dan zat metabolisme yang disaring oleh ginjal.
Air kencing pada umumnya juga memiliki bau khas yang berasal dari zat amonia. Namun, jika bau air kencing lebih menyengat dari biasanya, bisa jadi berasal dari sesuatu yang dikonsumsi sebelumnya, atau bahkan menjadi tolak ukur kondisi kesehatan seseorang.
Terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab bau air kencing menjadi menyengat. Mulai dari karena kekurangan cairan atau dehidrasi, mengonsumsi makanan atau obat tertentu, kehamilan, atau karena adanya gangguan kesehatan tertentu.
Berikut ini cara menghilangkan bau kencing yang menyengat dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (30/8/2022):
1. Minum air putih secara rutin bisa membantu Anda buang air kecil secara teratur dan mencegah tubuh dehidrasi.
2. Minum lebih banyak cairan dalam kondisi cuaca panas atau saat berolahraga.
3. Hindari mengonsumsi minuman, seperti minuman bersoda, kopi, atau alkohol.
4. Hindari makanan yang mengandung bahan kimia berbau tajam, seperti petai, jengkol, dan bawang putih.
5. Atur asupan suplemen vitamin B6 tidak lebih dari 10 mg dalam sehari.
Pada beberapa kasus, perubahan bau urine hanya sementara dan bukan pertanda penyakit serius. Biasanya, perubahan bau urine yang terjadi akibat masalah kesehatan tertentu akan disertai dengan gejala lain yang Anda alami.
Beberapa gejala tersebut, di antaranya rasa ingin buang air kecil tiba-tiba, sakit dan sensasi terbakar saat buang air kecil, warna kencing keruh, kelelahan berlebihan, perasaan bingung atau gelisah, demam dan tubuh menggigil.
Jika Anda merasakan gejala tersebut atau khawatir akan kondisi kencing bau menyengat, Anda disarankan untuk mengonsultasikannya ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait
