MEDAN, iNewsMedan.id - Veterinary Society for Sumatran Wild Conservation (VESSWIC) makukan survei dan monitoring terhadap populasi dan habitat Gajah Sumatera di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) untuk merancang Stasiun Konservasi Gajah Sumatera di Kawasan Konservasi.
Hal tersebut dilakukan VESSWIC karena melihat kondisi Gajah Sumatera yang berstatus Critically Endangered atau spesies yang terancam kritis, beresiko tinggi untuk punah di alam liar.
"Tujuan survei dan monitoring rutin ini dilaksanakan untuk melindungi populasi Gajah Sumatera yang terancam," kata Direktur VESSWIC, drh. Muhammad Wahyu, Sabtu (10/9/2022).
Wahyu juga berharap agar survei dan monitoring dilakukan agar dapat menghasilkan data untuk menilai kesusaian populasi dan daya dukung habitat koridor Langkat Skundur seluas 205.355 Ha (SPTN V 91.425 Ha dan SPTN VI 113.355 Ha).
Kemudian saat disinggung soal berapa sering kegiatan tersebut dilakukan dan apakah ada temuan yang melanggar di lapangan, Wahyu mengatakan, untuk survei dan monitoring rutin dilakukan selama 12 bulan dengan frekuensi 1 bulan sekali selama 12 hari efektif di dalam hutan.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait