PARIS, iNewsMedan.id - L'Oreal merupakan perusahaan kosmetik terbesar di dunia. Perusahaan ini juga telah menciptakan dua perempuan terkaya di dunia, mendiang Liliane Bettencourt dan putrinya Francoise Bettencourt Meyers.
Sebelum kematiannya pada 2017 di usia 94 tahun, Liliane adalah satu-satunya pewaris L'Oréal. Setelah kematiannya, Francoise mengambil alih bisnis keluarga.
Perusahaan kosmetik ini dibangun oleh ayah Liliane, Eugene Schueller. Dia adalah putra dari pemilik toko kue di Paris. Setelah menyelesaikan gelar Baccalaureat, setara dengan dua tahun kuliah, dia mendaftar di Institut Kimia Terapan dan lulus pertama di kelasnya pada 1904.
Setelah lulus, dia bekerja sebagai asisten lab di Sorbonne dan bakal menjadi peneliti di universitas. Namun sesuatu terjadi dan mengubah jalan hidupnya, kekayaannya, dan nasib ahli warisnya.
Mengutip Business of Business, pemilik barbershop besar mendatangi Schueller, meminta bantuan untuk membuat pewarna rambut sintetis. Pada awal abad ke-20, perempuan Prancis tidak secara teratur mengecat rambutnya, terutama karena pewarna beracun pada waktu itu memiliki kandungan timbal berat yang mengiritasi kulit kepala.
Schueller tertarik dan setuju untuk menjadi penasihat teknis barbershop tersebut. Namun dia akhirnya memutuskan untuk mencoba sendiri, bereksperimen dengan pewarna rambut di laboratorium sewaan di Paris.
Dia melakukan sejumlah percobaan dan kesalahan dengan pewarna. Namun pada 1909, dia sukses mendapat formula yang tepat dan mendirikan Societe francaise de teintures inofensives pour cheveux, French Company of Inoffensive Hair Dyes atau Perusahaan Pewarna Rambut Inofensif Prancis.
Schueller lalu mengubah nama perusahaan barunya menjadi L'Oreal, kata lain untuk Aureale, gaya rambut populer pada masa itu, serta permainan kata aureole, atau halo.
Dia bukan hanya seorang ahli kimia, dia juga seorang ekonom, yang mempelopori praktik membayar pekerja secara proporsional dengan produksi mereka daripada per jam atau mingguan. Dia yang juga seorang Nazi, memberikan lima hari kerja dalam seminggu, kenaikan gaji, dan liburan berbayar dua minggu yang diperkenalkan di bawah sosialis Leon Blum.
Schueller berperan penting dalam La Cagoule, sebuah kelompok sayap kanan antiSemit, antiKomunis, dan antiRepublik yang menginginkan Prancis dijalankan sebagai kediktatoran. Dia sangat menentang moto Prancis tentang kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Schueller juga terkait erat dengan Helmut Knochen, kepala SS yang bertugas mendeportasi orang Yahudi Prancis ke kamp kematian Nazi. Schueller terdaftar sebagai agen Knochen oleh dinas intelijen Prancis pada 1947.
Hubungan Schueller dengan Jerman selama Perang Dunia II mendongkrak kekayaannya. Sejak 1940 hingga 1943, kekayaan pribadi Schueller tumbuh 10 kali lipat. Dari 1940 hingga 1944, penjualan L'Oréal hampir empat kali lipat.
Setelah perang, seorang mantan karyawan yang tidak puas menunjuk Schueller sebagai kolaborator Nazi dan sanksi profesional dikenakan padanya. Schueller dapat menunjukkan bukti dia telah melindungi karyawan Yahudi yang tidak ingin pergi ke kamp kerja paksa Jerman dan dia diam-diam membiayai Perlawanan. Akhirnya, semua tuduhan terhadap Schueller dibatalkan sebagian besar berkat dukungan presiden Prancis masa depan Francois Mitterand dan calon menantu dan wakil presiden L'Oreal, André Bettencourt.
Kedua pria itu aktif dalam Perlawanan. Namun, Schueller memberi banyak mantan anggota La Cagoule pekerjaan di L'Oréal setelah perang.
Penjualan L'Oréal meningkat selama perang, di mana perusahaan dapat memperoleh bahan mentah yang dibutuhkan untuk membuat produknya dengan bantuan dari pasukan pendudukan. Misalnya, Schueller memiliki kemitraan yang menguntungkan dengan perusahaan cat selama perang.
Schueller meninggal pada 1957, lalu digantikan oleh putrinya. Liliane yang lahir di Paris pada 1922 adalah anak tunggal dari Eugene Schueller dan istrinya, Louise.
Pada usia 15 tahun, Liliane magang di L'Oréal. Dia memberi label botol dan produk campuran. Pada 1950, Liliane menikah dengan Andre Bettencourt.
Setelah Perang Dunia II, ketika Nazi berusaha menyembunyikan hubungan mereka dengan gerakan Hitler, Bettencourt, seperti anggota lain dari kelompok fasis La Cagoule diberi pekerjaan di L'Oréal. Sementara itu, putri mereka, Francoise lahir pada 1953.
Pada 1957, saat Liliane berusia 35 tahun, dia mewarisi seluruh kerajaan bisnis L'Oréal ketika ayahnya meninggal. Liliane aktif di L'Oréal dan memegang kursi di dewan direksi hingga 1995 dan menjadi Direktur Dewan hingga Februari 2012. Kemudian, cucunya Jean-Victor mengambil alih posisi itu.
Selama bertahun-tahun Liliane memimpin perusahaan keluarga, bisnisnya berkembang dengan mengakuisisi perusahaan lain. Liliane Bettencourt meninggal pada September 2017, satu bulan sebelum ulang tahunnya ke-95.
Pada Maret 2017, Liliane yang memiliki 33 persen saham L'Oreal dinobatkan sebagai perempuan terkaya di dunia oleh Forbes, dengan kekayaan saat itu senilai 39,4 miliar dolar AS. Di bawah hukum Prancis, sebagai satu-satunya pewaris Liliane, setengah dari kekayaannya diberikan kepada Francoise setelah kematiannya.
Francoise juga mewarisi kerajaan bisnis tersebut. Dia menjadi ketua perusahaan induk keluarga. Konglomerat berusia 69 tahun ini juga menjabat presiden yayasan filantropi keluarga yang mendorong kemajuan Prancis dalam sains dan seni.
Dalam daftar Forbes 2022, dia merupakan perempuan terkaya di dunia dan orang terkaya peringkat ke-14 di dunia. Kekayaannya mencapai 74 miliar dolar AS atau setara Rp1.085 trilun.
Adapun, L'Oreal saat ini sudah membuat ratusan merek dan ribuan produk termasuk pewarna rambut, rias wajah, tubuh dan perawatan kulit, serta parfum. Itu tumbuh setelah L'Oreal mengakuisisi banyak perusahaan, di antaranya The Body Shop, merek kecantikan China Magic Holdings, Carida dan Decleor Shiseido, NYX Cosmetics, Carol’s Daughter, IT Cosmetics, dan ModiFace. Sejak 2006 hingga saat ini, Jean-Paul Agon menjadi Ketua dan CEO L'Oréal.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait