Outlook Obligasi, Fluktuasi Wajib Dicermati Investor Pasar Modal

Isnaini Kharisma
Kepala Perwakilan BEI Sumut, M Pintor Nasution.

MEDAN, iNews.id - Memasuki semester kedua tahun 2022, investor di pasar modal, baik investor saham maupun investor obligasi tengah menyusun strategi investasi yang tepat untuk mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko, di mana kondisi pasar obligasi Indonesia diproyeksikan masih akan bergerak fluktuatif hingga akhir tahun.

Kepala Perwakilan BEI Sumut, M Pintor Nasution mengatakan, penyebab fluktuasi harga obligasi di pasar modal dikarenakan ancaman tingginya inflasi serta tren kenaikan suku bunga negra-negara maju.

Akan tetapi, kondisi ekonomi domestik yang terjaga menjadi ktalis postif dalam menahan tekanan eksternal tersebut. Bahkan, risiko utama pasar global adalah keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan secara agresif guna meredam tingginya inflasi yang menimbulkan risiko stagflasi.

"Kondisi perekonomian global yang melambat ini dapat memicu risiko resesi ekonomi di Amerika Serikat, maupun beberapa negara maju lain. Berdasarkan Outlook Pasar Obligasi Semester II yang dirilis oleh PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), kenaikan suku bunga akan memicu naiknya yield US Treasury," kata Pintor di Medan, Jumat (1/7/2022).

Berdasarkan outlook ini, The Fed masih bisa menaikkan suku bunga secara agresif sekitar 50 bps-75 bps di empat pertemuan bulan yang tersisa. Kenaikan yield US Treasury akan membuat spread antara yield SBN dengan yield US Treasury juga akan semakin menyempit.

Editor : Jafar Sembiring

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network