“Begitu pesawat mencapai ketinggian tur yang ditetapkan, ia akan lepas landas dari roket pendorong dan terbang dengan kecepatan 7.000 km/jam. Pesawat kemudian akan mendarat di tujuannya secara vertikal dengan bantuan transportasi jenis tripod," jelas laporan itu.
Berdasarkan situs Space Transportation, perusahaan menargetkan peluncuran uji terbang pertamanya pada 2025.
“Perusahaan ini juga bertujuan untuk menjadi kapal induk hipersonik global yang beroperasi penuh pada tahun 2030. Ini juga akan menjadi bagian dari wisata luar angkasa suborbital," kata laporan itu.
Dalam tahap awalnya Agustus lalu, Lingkong Tianxing mendapatkan dana lebih dari 300 juta yuan atau setara Rp 674 miliar dari Matrix Partners China dan juga salah satu perusahaan BUMN China, Shanghai Guosheng Group.
Sementara itu, hal ini juga menyeret China dalam perlombaan teknologi pesawat hipersonik yang menggunakan ruangan luar angkasa. Sebelumnya beberapa perusahaan Amerika Serikat (AS) Blue Origins dan Virgin Galactic juga telah melakukan percobaan serupa.
Editor : Odi Siregar