Oleh : KH Ahmad Kosasih MAg
Pimpinan Dewan Syariah Daarul Qur’an
Kebahagiaan di dunia dan di akhirat diibaratkan Nabi Muhammad SAW sebagai hal yang paling utama diinginkan setiap orang.
Dalam hal dunia, manusia pasti ingin memiliki harta benda, kedudukan, dan kemewahan-kemewahan lain yang ada di dunia ini. Tapi bagaimana mendapatkan hal tersebut?
Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin sudah mengajarkan kepada pemeluknya mengenai hal ini: siapa yang menginginkan dunia, maka dengan ilmu (ََََََََُِِِِّْْْْْ).
Seorang muslim tidak boleh menjadi orang yang bodoh, orang yang tidak memiliki ilmu. Ini karena ilmu yang akan membawa seseorang bisa mendapatkan akhirat (َََََََََََِِِِِْْْْ). Sampai kemudian, Allah swt. membedakan perilaku antara orang yang berilmu dengan orang yang tak berilmu. Allah SWT. berfirman dalam QS. Az-Zumar/39: 9:
….هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ…..
Artinya: “… Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?...” (QS. Az-Zumar/39: 9)
Contoh mudah dapat diambil dari sebuah benda: “batu”. Orang yang ilmunya kurang akan menggunakan batu itu dengan biasa. Ia akan mengambil batu itu, lalu batu diangkat dan kemudian digiling sedemikian rupa. Begitu setiap hari ia lakukan. Meski terlihat profesional di bidangnya, namun tetap saja yang diurusinya adalah sebuah batu biasa. Tapi, bagaimana jadinya jika orang berilmu memanfaatkan batu tersebut?
Editor : Odi Siregar