FSPI Sesali Konten Ferry Irwandi: Ganggu Psikologi Korban Bencana
“Konten seperti itu bukan cerminan kepedulian, melainkan provokasi yang dibungkus dengan drama. Ini sangat berbahaya, karena bisa menurunkan kepercayaan publik sekaligus melukai perasaan para korban,” tegasnya.
Zuhelmi juga menyoroti adanya indikasi muatan politis dalam konten tersebut. Menurutnya, bencana bukan ruang untuk sensasi, apalagi untuk dimanfaatkan sebagai kendaraan kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu.
“Menjadikan penderitaan rakyat sebagai bahan konten adalah bentuk eksploitasi. Kepedulian itu ditunjukkan dengan kerja nyata, bukan dengan narasi yang berpotensi memecah belah,” katanya.
Di sisi lain, FSPI memberikan apresiasi kepada seluruh relawan, aparat, serta instansi pemerintah yang terus bekerja di tengah cuaca ekstrem dan medan berat dalam proses penanganan bencana. Ia menegaskan bahwa kerja-kerja kemanusiaan itu merupakan bukti nyata kehadiran negara di tengah masyarakat.
“Hadirnya negara itu tidak bisa dibantah oleh konten-konten yang hanya mencari sorotan. Mereka yang bekerja di lapangan mempertaruhkan waktu, tenaga, bahkan keselamatan,” ujarnya.
FSPI pun mengajak masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang menyesatkan serta tetap menjaga suasana kondusif. Menurut Zuhelmi, bencana membutuhkan empati, gotong royong, dan kerja bersama dari seluruh elemen bangsa.
“Yang dibutuhkan saat ini adalah solidaritas, bukan saling menyalahkan. Mari jaga ruang publik agar tetap sehat dan tidak dipenuhi konten yang memperkeruh keadaan,” pungkasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta