Sertu Rio Prasaja, Korban Selamat Longsor Adian Koting: Terpisah dari Anak Balita di Tengah Gemuruh
Sebagai seorang prajurit, Rio refleks keluar membantu. Ia menggunakan lampu mobil sebagai penerangan untuk menolong korban longsor awal. Setelah berkoordinasi dengan Polsek setempat untuk melanjutkan evakuasi keesokan harinya, Rio kembali ke rumah warga yang mereka tumpangi untuk berganti pakaian.
Saat itulah, suara mengerikan mulai terdengar. "Saya mendengar lima kali gemuruh, tapi tidak ada longsor saat dilihat keluar," ujar Rio.
Firasat buruk membuatnya segera membangunkan semua orang yang beristirahat di rumah itu. Ia bergegas meraih putranya. Gemuruh keenam datang tanpa aba-aba, namun kali ini disertai kedatangan tanah dalam jumlah besar.
"Saya pegang anak, terus gemuruh ke-6 langsung datang tanah. Anak saya yang saya pegang tidak tahu terlempar ke mana. Saya juga terhempas, tahu-tahu sudah setinggi leherlah tanah menimbun saya," kenangnya.
Napas Rio segera sesak. Ia mencoba mengangkat tangan, mencari cahaya, mencari harapan. Di tengah kegelapan, ia melihat senter penerangan dari masyarakat. Ia berteriak meminta tolong.
"Saya berdoa, ya Tuhan kalau ada kekuatan saya tolong kuatkan saya, jika tidak saya ikhlas dengan nyawa saya," bisiknya dalam hati. Dengan sekuat tenaga, ia mulai menggali tanah yang menutupi dirinya menggunakan kedua tangannya.
Editor : Jafar Sembiring