get app
inews
Aa Text
Read Next : BSI Siap Dorong Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional 2025

Meneguhkan Ketahanan Ekonomi Umat Melalui Literasi Ekonomi dan Keuangan Syariah yang Mencerahkan

Minggu, 09 November 2025 | 12:44 WIB
header img
Meneguhkan Ketahanan Ekonomi Umat Melalui Literasi Ekonomi dan Keuangan Syariah yang Mencerahkan. (Foto: Istimewa)

Tantangan utama literasi ekonomi syariah tidak hanya pada minimnya sosialisasi, tetapi juga pada persepsi masyarakat yang menyempitkan makna syariah sebatas perbankan dan ritualitas agama. Padahal, cakupan ekonomi syariah jauh lebih luas, menjamin interaksi sosial dan ekonomi yang berkeadilan (muamalah). Banyak masyarakat mengenal bank syariah, tetapi belum memahami konsep zakat produktif, wakaf produktif, pembiayaan mikro syariah, hingga perdagangan berbasis halal dan tayyib. Di tengah derasnya arus digitalisasi dan tren investasi, rendahnya literasi membuat masyarakat rentan terhadap penipuan, investasi bodong, dan produk keuangan yang tidak sesuai prinsip syariah.

Bank Indonesia memandang literasi ekonomi dan keuangan syariah sebagai bagian dari strategi besar memperkuat ketahanan ekonomi umat. Melalui pendekatan policy orchestration, BI memperkuat sinergi lintas lembaga untuk membangun ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang inklusif. Program seperti Festival Ekonomi Syariah (FESyar) dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) menjadi ruang kolaborasi, literasi, dan inovasi syariah nasional. Di Sumatera Utara, BI menginisiasi pelatihan kurator produk halal, edukasi sistem pembayaran syariah, sertifikasi halal produk dan RPH/U, Zona Kuliner Halal Aman dan Sehat (KHAS), pembentukan Halal Center, pengembangan Ekosistem Ketahanan Pangan Halal, serta pendampingan UMKM pada ajang nasional seperti IN2HCC dan IN2MOTIONFEST. Semua langkah ini bertujuan menjadikan ekonomi syariah bukan sekadar label, tetapi gaya hidup ekonomi yang membawa maslahat.

Sinergi ini semakin diperkuat oleh kebijakan pemerintah. Dalam Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah (Agustus 2025), Deputi Kemenko PMK Warsito menegaskan bahwa literasi ekonomi syariah adalah pondasi menuju Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Ia menekankan pentingnya Panca Pusat Pendidikan keluarga, sekolah, masyarakat, tempat ibadah, dan ruang digital sebagai simpul gerakan literasi berkelanjutan. Pendekatan ini menunjukkan bahwa literasi ekonomi syariah bukan hanya tugas lembaga keuangan, tetapi gerakan sosial yang dimulai dari rumah hingga ruang publik digital.

Kelompok muda menjadi fokus penting dalam penguatan literasi. Data SNLIK OJK–BPS mencatat, literasi keuangan pada usia 15–25 tahun baru mencapai 25,54% dengan inklusi syariah 6,61%. Padahal, generasi muda adalah motor masa depan ekonomi syariah. Karena itu, inisiatif seperti Satu Pelajar Satu Rekening, Generasi Cinta Syariah, hingga Indonesia Sharia Financial Olympiad (ISFO) perlu diperluas. Namun, substansi terpenting adalah bagaimana nilai-nilai ekonomi syariah dikomunikasikan dengan cara yang interaktif dan digital friendly, agar mudah diterima oleh generasi Z yang tumbuh dalam ekosistem ekonomi digital.

Selain edukasi formal, dakwah ekonomi syariah juga memiliki peran vital. Dakwah masa kini tidak cukup hanya menyampaikan halal dan haram, tetapi harus menjadi gerakan pemberdayaan ekonomi. Masjid, pesantren, dan lembaga pendidikan dapat bertransformasi menjadi pusat ekonomi umat yang mengajarkan pengelolaan keuangan keluarga, kewirausahaan halal, serta optimalisasi zakat, infak, sedekah, dan wakaf produktif. Dakwah yang kontekstual dan solutif akan menjadikan ekonomi syariah hidup di tengah masyarakat sebagai jalan menuju kemandirian dan keberkahan.

Pada akhirnya, literasi ekonomi dan keuangan syariah bukan hanya soal memahami produk, tetapi membangun kesadaran moral dan sosial dalam mengelola sumber daya. Ia menuntun masyarakat menyeimbangkan dunia dan akhirat, manfaat pribadi dan kemaslahatan bersama. Di tengah inklusi keuangan yang semakin tinggi di Sumatera Utara, tantangan ke depan bukan lagi memperluas akses, melainkan memperdalam pemahaman dan membentuk perilaku ekonomi yang beretika dan berdaya tahan.

Investasi pada literasi ekonomi dan keuangan syariah sejatinya adalah investasi masa depan bangsa. Ia memperkuat ketahanan keluarga, meningkatkan daya saing UMKM, menumbuhkan ekonomi berbasis nilai, dan memperkokoh posisi Sumatera Utara sebagai pusat ekonomi syariah di kawasan barat Indonesia. Dengan literasi yang mencerahkan, ekonomi syariah bukan lagi sekadar alternatif, tetapi menjadi arus utama yang meneguhkan keadilan, keberkahan, dan ketahanan ekonomi umat.

Editor : Chris

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut