Ekonomi Bergeser ke Rumah, BPS Diminta Tangkap Fenomena Hidden Economy

MEDAN, iNewsMedan.id – Perubahan pola ekonomi masyarakat Indonesia yang semakin terdigitalisasi menjadi sorotan serius Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, dr. Sofyan Tan. Dalam Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 dan Peningkatan Literasi Statistik Masyarakat di Medan, yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Komisi X DPR RI, Senin (13/10), ia menekankan bahwa pusat kegiatan ekonomi masyarakat kini tidak lagi berada di kios atau toko-toko secara fisik, melainkan telah bergeser ke dalam rumah tangga.
"Bahkan ada yang mengatakan, pemasukan ibu-ibu kini lebih besar dari bapaknya. Mereka bisa live, posting keterampilan dari rumah, entah itu memasak, parenting, jualan online dan sebagainya. Ini yang disebut hidden economy," ujar Anggota Komisi X DPR RI itu.
Menyinggung sektor UMKM, Sofyan Tan menilai bahwa digitalisasi telah mengubah cara usaha kecil menengah bergerak. Mall banyak yang sepi, toko-toko tutup, dan kini banyak pelaku usaha hanya menyewa gudang dan menjual secara online.
Menurutnya, fenomena ini perlu dijawab secara ilmiah, bukan sekadar asumsi. Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa Sensus Ekonomi 2026 harus lebih adaptif dan mampu menjangkau para pelaku usaha berbasis digital dan aplikasi, bukan hanya kios-kios yang konvensional. Karena harus diakui jika Sensus Ekonomi berjalan tiap 10 tahun sekali, maka pada 2016 lalu bisa dipastikan pola usaha dan arah perekonomian jauh berbeda dimana pada saat itu digitalisasi ekonomi belum massif seperti saat ini.
Editor : Ismail