get app
inews
Aa Text
Read Next : Lewat ABDIMAS 2025, USU Perkuat Daya Saing Produk Lokal Desa Sinaman II di Kancah Global

Dari Ladang ke Forum, USU Ajak Ibu Tani Tebing Tinggi Lawan Stigma Kesehatan Mental dan Kekerasan

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 07:00 WIB
header img
Para perempuan petani Kelompok Tani Wanita Anggrek di Tebing Tinggi berfoto bersama tim pengabdian masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) usai mengikuti sesi peningkatan kesadaran kesehatan mental dan pencegahan kekerasan gender, Jumat (10/6/2025).

TEBINGTINGGI, iNewsMedan.id– Perempuan petani di Kota Tebing Tinggi kini punya senjata baru untuk melawan stigma kesehatan mental dan kekerasan berbasis gender. Universitas Sumatera Utara (USU) bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tebing Tinggi menggulirkan program “Peningkatan Kesadaran Kesehatan Mental dan Pencegahan Kekerasan terhadap Komunitas Perempuan di Kelompok Tani Wanita Anggrek” yang berlangsung April–Oktober 2025. 

Program yang dipimpin Dr. Dra. Sri Alem Br. Sembiring, M.Si, bersama Dr. Muba Simanihuruk, M.Si, dan Dr. Zulkifli Lubis, MA dari Fakultas Ilmu Politik USU ini menyasar kelompok petani sayur yang sehari-hari menghadapi tekanan ekonomi dan cuaca ekstrem. Misinya jelas: memutus rantai stigma, meningkatkan literasi kesehatan mental, dan mendorong kesetaraan gender. 

“Perempuan petani memikul beban ganda: pekerjaan domestik dan publik karena harus membantu suami mencari uang tambahan buat keluarga. Beban itu berpotensi memicu stress yang berpotensi mengganggu kesehatan mental, dan akhirnya kita jadi terlihat kusut, kusam karena lupa merawat diri, yuukk kita lihat apa yang sudah kita alami dan apa yang perlu kita kuatkan pada diri kita. Program ini hadir untuk memberikan sebuah pengayaan pengetahuan dan memberikan ‘kekuatan’ pada perempuan,” kata Dr. Sri Alem saat pembukaan materi pada 10 Juni 2025. 

Kegiatan hari pertama diwarnai diskusi terbuka soal budaya patriarki, diawali pemutaran video berdurasi 8 menit 11 detik dari United Nation UN Video di YouTube, yang menyoroti bagaimana patriarki membelenggu perempuan dan mempengaruhi kesehatan mental. 

FGD hari kedua ditutup dengan pesan kuat dari Dr. Sri Alem. “Setiap perempuan punya cerita, ada yang penuh tawa, dan ada yang menyimpan luka. Tapi satu hal pasti: kita semua berhak merasa aman, dihargai, dan sehat—secara fisik maupun mental.

Dalam dunia yang kadang tak ramah, mari kita ciptakan ruang yang mendengarkan, memahami, dan menguatkan. Karena kekerasan bukan takdir, dan kesehatan mental bukan kemewahan—itu hak kita.” 

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut