get app
inews
Aa Text
Read Next : Masyarakat Diajak Hadiahkan Buku di Setiap Momen Bahagia, Bukan Lagi Karangan Bunga

Jurnalis dan Meja Redaksi, Benteng Terakhir Pelestarian Budaya

Sabtu, 09 Agustus 2025 | 17:19 WIB
header img
Sofyan Tan saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan Semarak Budaya bertema Budaya di Meja Redaksi: Meneguhkan Ruang Seni dan Tradisi dalam Pemberitaan di Serayu Coffe Space Medan, Sabtu (9/8). Foto: iNewsMedan.id

MEDAN, iNewsMedan.id – Anggota Komisi X DPR RI, Sofyan Tan, menegaskan bahwa peran jurnalis sangat penting sebagai “benteng terakhir” untuk menjaga dan menghidupkan kembali warisan budaya Indonesia di tengah gempuran arus informasi instan dan budaya asing.

Menurutnya, media massa, khususnya redaksi, harus memberi ruang yang memadai untuk pemberitaan kebudayaan yang mendalam, bukan hanya liputan seremonial. 

“Kalau kita cinta Indonesia, berarti harus ada berita tentang budaya Indonesia. Redaksi harus menyediakan ruang. Jangan hanya liputan acara, tapi kupas makna, filosofi, dan nilai di baliknya. Budaya itu harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Sofyan Tan saat menjadi keynote speaker dalam kegiatan Semarak Budaya bertema Budaya di Meja Redaksi: Meneguhkan Ruang Seni dan Tradisi dalam Pemberitaan di Serayu Coffe Space Medan, Sabtu (9/8). 

Acara ini merupakan bagian dari Bimbingan Teknis (Bimtek) Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Sofyan Tan, yang juga politisi PDI Perjuangan, serta berkolaborasi dengan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumut. Kegiatan tersebut dihadiri oleh mahasiswa, jurnalis, dan pegiat budaya. Turut hadir narasumber Muhammad Ramadhan Batubara atau Muram Batu, mantan Pemred Rakyat Aceh dan Posmetro Medan, yang kini aktif menulis buku dan novel. 

Dalam paparannya, Sofyan Tan mengkritik budaya informasi instan yang berkembang di era media sosial, di mana masyarakat cenderung hanya membaca judul berita tanpa memperhatikan isi dan kedalaman informasi. Menurutnya, situasi ini memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap budaya. 

“Hari ini, kalau kita lihat, berita-berita buruk cepat sekali jadi headline, sementara berita baik sering tenggelam. Budaya instan ini kita sendiri yang memproduksinya,” ujarnya. 

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut