get app
inews
Aa Text
Read Next : Bentangan 22 KM dari Tano Ponggol ke Simanindo: Samosir Akan Punya Long Beach Mendunia

Menag dan HKBP Bersatu: Serukan Penutupan TPL dan Aquafarm Demi Kelestarian Danau Toba

Kamis, 29 Mei 2025 | 13:32 WIB
header img
Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Dr. Victor Tinambunan, Tokoh Nasional Dr. Effendi MS Simbolon, saat bertemu di Ruangan VVIP Masjid Istiqlal. Foto: Istimewa

JAKARTA, iNewsMedan.id - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar, dan Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Dr. Victor Tinambunan, mencapai kesepahaman untuk melestarikan alam di seluruh Indonesia, dengan fokus khusus pada wilayah Danau Toba, Sumatera Utara. Kesepakatan ini terjalin dalam pertemuan antara Menag Nasaruddin Umar dengan Ephorus HKBP beserta jajarannya, serta Tokoh Nasional Dr. Effendi MS Simbolon, di Ruangan VVIP Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (28/5/2025).

Menag Nasaruddin Umar mengungkapkan rasa syukurnya atas kunjungan pimpinan HKBP. Ia menyatakan bahwa Kemenag dan HKBP memiliki visi yang sama untuk memperkuat solidaritas masyarakat dan secara konsisten menjaga lingkungan hidup.

"Tanpa lingkungan hidup yang sehat, tidak mungkin juga manusia menjadi sehat. Lingkungan yang sehat akan berkontribusi terhadap fisik, rohani, dan pikiran yang sehat. Tapi kalau lingkungan hidup ini kita rusak, sebaliknya, pikiran, rohani, dan fisiknya juga akan rusak nanti," tegas Menag. 

Ia menambahkan, menjaga lingkungan adalah kewajiban agama untuk menyelamatkan planet dan menanggulangi dampak perubahan iklim yang merugikan bangsa.

Menag juga menyoroti bahaya perubahan iklim yang lebih dahsyat daripada konflik bersenjata. "Saat ini sedang ada perang di Timur Tengah, yaitu Rusia, dan 60 ribu orang meninggal karena perang itu. Namun, korban climate change itu, 1 juta per tahun. Jadi kontribusi kematian orang karena kerusakan lingkungan lebih dahsyat daripada kontribusi kematian disebabkan oleh perang. Maka dua-duanya harus kita hindari. Hindari perusakan lingkungan alam, dan hindari juga peperangan," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ephorus HKBP Pdt. Victor Tinambunan menyatakan komitmen pihaknya untuk terus menyelamatkan lingkungan melalui pendekatan agama. Salah satu seruan penting yang disampaikannya adalah penutupan pabrik pulp milik PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan Aquafarm di Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Seruan ini, menurut Pdt. Victor, didasarkan pada keyakinan bahwa keberadaan PT TPL dan Aquafarm telah memicu berbagai bentuk krisis sosial dan ekologis yang menyebabkan bencana berulang, seperti banjir bandang di kota wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, yang sebelumnya tidak pernah terjadi.

"Sumatera Utara, khususnya area Tapanuli Raya, saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Maka dari itu, kami menyerukan agar pemerintah memiliki visi yang sama, visi untuk menyelamatkan lingkungan," beber Victor. 

Ia menekankan bahwa menjaga dan melestarikan lingkungan ciptaan Tuhan adalah tanggung jawab bersama, sejalan dengan pandangan Menag Nasaruddin Umar bahwa menjaga lingkungan adalah kewajiban agama.

Pdt. Victor juga menjelaskan bahwa krisis ekologis atau perubahan iklim berada di urutan nomor satu dari sepuluh ancaman global yang sangat mengerikan. 

"Jika tidak ada tindakan untuk ancaman global, maka kita akan menghadapi kiamat prematur. Orang Kristen percaya bahwa di akhir zaman dihantarkan oleh Tuhan, tapi melihat kondisi sekarang bisa akhir datang karena kita rampas dari tangan Tuhan. Ini muncul karena dari penyakit yang dimiliki manusia karena kerakusan," sebutnya.

Ephorus HKBP juga mengajak seluruh pengikutnya untuk merawat alam ciptaan Tuhan dan menegaskan penentangan HKBP terhadap segala tindakan yang merusak alam. Ia menyoroti kondisi krisis di sekitar Tanah Batak dan menyatakan bahwa HKBP akan terus berjuang untuk mempertahankan alam dari kerusakan yang merugikan masyarakat.

Sebagai bentuk perjuangan, HKBP telah empat kali melaksanakan doa bersama ribuan warga. "Dengan doa yang sungguh-sungguh tanpa pengaruh apapun, HKPB menyerukan TPL ditutup untuk selamanya pada tanggal 7 Mei kemarin," ucapnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa HKBP dan gereja lainnya tidak menginginkan konflik antara masyarakat dengan PT TPL dan Aquafarm dalam pengelolaan sumber daya alam. Pihaknya mendoakan 13 ribu orang yang menggantungkan nasibnya pada TPL akan mendapatkan pengganti yang terbaik. 

"Begitupun kita harus memikirkan nasib 3,4 juta penduduk dan harus dipikirkan dampaknya terhadap penduduk," jelasnya.

"Kerusakan wilayah Tanah Batak bukan hanya berdampak di Toba saja, tetapi juga bisa berdampak terhadap dunia, yakni 7 miliar penduduk bumi akan merasakan. Selain itu, kita harus memikirkan generasi penerus yang belum dan baru lahir, maka pesan saya jaga alam sekitar dari kerusakan," pungkas Pdt. Victor Tinambunan.

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut