get app
inews
Aa Text
Read Next : RS Mitra Sejati Tepis Tuduhan Paksaan dalam Perdamaian dengan Pasien 

Ribuan Anak Tertolong, RS Mitra Sejati dan Smile Train Konsisten Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis

Rabu, 30 April 2025 | 19:45 WIB
header img
drg. Melva Sirait, Sp.BM (kiri) bersama Anita atau akrab disapa Bu Nong, pekerja sosial dari Yayasan Smile Train Indonesia, berpose usai sesi wawancara terkait program operasi bibir sumbing gratis di RS Mitra Sejati, Medan. (iNewsMedan.id)

MEDAN, iNewsMedan.id- Rumah Sakit Mitra Sejati bersama Yayasan Smile Train Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam menangani kasus bibir sumbing, terutama bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Program kemanusiaan ini telah berjalan selama puluhan tahun dan telah menangani ribuan pasien dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Medan hingga Kalimantan dan Batam. 

Menurut drg. Melva Sirait, Sp.BM, dokter bedah mulut yang kini menangani pasien bibir sumbing di RS Mitra Sejati, kerja sama dengan Smile Train sudah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum dirinya bergabung. “Sudah ribuan kasus yang ditangani. Rata-rata setiap bulan ada minimal 10 pasien yang dioperasi di sini,” ungkapnya, Rabu, 30 April 2025. 

Melva menjelaskan bahwa bibir sumbing bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetik, infeksi virus selama kehamilan, hingga benturan fisik dan polusi. Ia menekankan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin serta asupan gizi yang baik untuk mencegah kelainan ini. 

“Biasanya kasus banyak terjadi di keluarga menengah ke bawah yang mungkin kurang informasi soal pentingnya pemeriksaan kehamilan atau gizi yang harus dijaga. Padahal, sejak dalam kandungan bisa dideteksi lewat USG dan dicegah dengan asam folat atau vitamin lainnya,” jelasnya. 

Dalam proses operasinya, pasien akan menjalani berbagai pemeriksaan medis seperti tes darah, pemeriksaan paru-paru, dan konsultasi dokter anak. “Syarat untuk operasi bibir sumbing itu minimal usia 2,5 bulan, berat badan 5 kg, dan hemoglobin 10. Untuk operasi langit-langit minimal 12 bulan dan berat 10 kg. Kalau tidak, risikonya tinggi,” tambah Melva. 

Yang menarik, proses pencarian pasien juga dilakukan secara aktif. Smile Train, melalui pekerja sosialnya Anita – akrab disapa Buk Nong – kerap turun langsung ke pelosok kampung untuk menjangkau mereka yang membutuhkan. 

“Dulu susah, banyak yang gak percaya karena dikira bohong, mana ada gratis. Tapi setelah satu dibawa dan berhasil, dari mulut ke mulut akhirnya percaya,” ujar Buk Nong, yang sudah 22 tahun mengabdi sebagai pekerja sosial Smile Train. 

Ia bahkan sempat mengalami kecelakaan saat bertugas dan harus mendapat 15 jahitan. 

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut